Rabu, 13 April 2011

Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad: Adab-Adab Agar Puasa Menjadi Sempurna dari Kitab Nashaaihud-Diniyyah wal Washaayal-Imaaniyyah


Dari Kitab Nashaihud-Diniyyah wal Washaayal-Imaniyyah, Karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad
iluvr[1]
Habib Abdullah Berkata,
Orang yang puasa mempunyai adab-adab yang puasanya tidak menjadi Sempurna, kecuali dengan adanya adab-adab itu. Yang terpenting darinya ialah menjaga lidahnya dari dusta dan ghibah serta membicarakan sesuatu yang tidak perlu baginya. Ia Jaga kedua mata dan telinganya dari mendengarkan dan memandang sesuatu yang tidak halal baginya serta sesuatu yang di anggap berlebihan.
Begitu pula ia jaga dirinya dari memakan makanan haram dan syubhat, khususnya ketika berbuka puasa. Ia berusaha dengan sangat hati-hati untuk tidak berbuka puasa, kecuali dengan memakan makanan halal.
Seorang ulama Salaf berkata, Apabila engkau puasa, lihatlah makanan apa yang engkau makan ketika berbuka dan di tempat siapa engkau berbuka.
Hal itu merupakan dorongan agar berhati-hati mengenai makanan untuk berbuka puasa.
Begitu pula orang yang puasa harus menjaga semua anggota tubuhnya dari perbuatan yang tidak perlu. Dengan itu puasanya menjadi Sempurna dan Bersih. Banyak orang yang puasa memayahkan dirinya dengan lapar dan haus, namun ha biarkan anggota tubuhnya berbuat maksiat sehingga merusakkan puasanya dan menyia-nyiakan kepayahannya. Nabi SAW bersabda,
“Banyak orang yang puasa tetapi puasanya hanya menghasilkan lapar dan haus.”
Meninggalkan maksiat adalah wajib untuk selamanya atas orang yang puasa maupun yang tidak puasa. Akan tetapi orang yang puasa lebih utama untuk berhati-hati dan lebih wajib.
Nabi SAW bersabda,
“Puasa itu perisai. Maka paha hari kamu berpuasa, jangalah ia berkata keji dan jangan berbuat kefasikan serta jangan mengganggu orang lain. Jika ada orang memakinya atau memusuhinya, maka katakanlah, sesungguhnya aku puasa.
iluvr[1]
Termasuk adab orang yang puasa ialah tidak banyak tidur di siang hari dan tidak banyak makan di waktu malam. Hendaklah ia makan sekadarnya sehingga ia rasakan sentuhan lapar dan haus supaya jiwanya menjadi baik dan syahwatnya menjadi lemah serta hatinya menjadi terang. Itu rahasia puasa dan tujuannya.
Hendaklah orang yang puasa menjauhi kesejahteraan dan kesenangan syahwat serta kenikmatan yang banyak. Sedikit-dikitnya adalah kebiasaan bersenang-senang itu hanya sekali di bulan Ramadhan dan lainnya. Ini adalah sedikit-dikitnya yang patut. Akan tetapi latihan dan menjauhi keinginan nafsu menimbulkan pengaruh besar dalam menerangi hati dan secara khusus di tuntut di bulan Ramadhan.
Adapun orang -orang yang menjadikan bersenang-senang dan hidup mewah di bulan Ramadhan yang tidak biasa mereka lakukan di luar Ramadhan, maka hal itu merupakan tipu daya setan yang menipu mereka supaya mereka tidak merasakan keberkahan puasa mereka. Dan supaya tidak nampak pada mereka pengaruh nya berupa cahaya, mukaasyafat, sikap khusyu’ kepada Allah dan tunduk di hadapan Nya menikmati munjat dengan Nya dan pembacaan KitabNya serta Dzikir Nya.
Kebiasaan salaf -Rahimahumullah- adalah mengurangi kebiasaan dan kesenangan nafsu serta memperbanyak amal baik di bulan Ramadhan secara khusus, meskipun hal itu sudah di kenal dari perilaku mereka dalam seluruh waktu.
Termasuk adabnya pula, ialah tidak terlalu banyak mengurusi dunia di bulan Ramadhan, tetapi mengkhususkan diri untuk beribadah kepada Allah dan menyebut Nama Nya sedapat mungkin. Janganlah ia mengurusi dunia kecuali bila sangat mendesak bagi kebutuhannya atau anak-anak yang wajib di urusinya. Hal itu di sebabkan bulan Ramdhan di antara bulan-bulan lain seperti kedudukan Jum’at di antara hari-hari. Oleh karena itu orang mu’min harus menjadikan hari Jum’at dan bulannya ini untuk akhiratnya.

8 Kemuliaan Ramadhan sebagai Syahrun Azhim, Syahrul Mubarak, Syahru Nuzulil Qur’an, Syahrus Shiyam, Syahrul Qiyam, Syahrus Sabr, Syahrul Musawwah, Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min

Rasulullah saw. memberikan sambutannya menjelang Bulan Suci Ramadhan. “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.
Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah)
Sambutan Nabi Muhammad saw. ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi datangnya Bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Beliau sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah Nabi ini ditradisikan kaum muslimin. Jika ada satu momen dimana kepala negara menyampaikan pidatonya tentulah momen tersebut bukan momen biasa. Itu sebuah program superpenting dengan momen paling istimewa. Demikian pula dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.
Dari hadits tersebut, Nabi kita menyebutkan 8 keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu:
1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)
Azhim adalah nama dan sifat Allah Ta’ala. Namun juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Nabi tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah, “Waman yu’azhim sya’iirillah fa-innahha mintaqwal quluub, barangsiapa mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu datang dari hati yang bertakwa.”
Diagungkan Allah karena pada bulan inilah Allah mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah Penyayang menetapkan dan mensucikan bulan ini kemudian memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Syahrul Mubarak
Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan berhasil guna, bermanfaat secara maksimal. Detik demi detik di Bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Pasalnya semua perbuatan kita di saat berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah. Amal baik sekecil apapun nilainya
dilipatgandakan sehingga kita menjadi puas dalam melakukannya.
Keberkahan Ramadhan oleh Nabi kita secara garis besar dibagi 3, yaitu 10 malam periode pertama penuh rahmat Allah, 10 berikutnya diisi dengan ampunan (maghfirah), sedangkan di 10 malam terakhir merupakan pembebas manusia dari api neraka. Keberkahan yang Allah berikan ini akan optimal jika kita mengelola waktu pendekatan diri kepada Allah sebagaimana arahan Rasulullah saw.
3. Syahru Nuzulil Qur’an
Allah mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan target terbesar, yaitu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Simaklah firman Allah dalam rangkaian ayat puasa, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan
(pembeda).” (Al-Baqarah: 185)
Ayat di atas menjelaskan bahwa target utama amaliyah Ramadhan membentuk insan takwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahwa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Qur’an. Rasulullah saw. mendapatkan wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril datang sampai dua kali untuk menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah saw. terhadap Al-Qur’an. Bagi ummat Muhammad, ada jaminan bahwa Al-Qur’an kembali nuzul ke dalam jiwa mereka manakala mengikuti program Ramadhan dengan benar.
4. Syahrus Shiyam
Pada Bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban puasa sebagaimana kewajiban ibadah shalat 5 waktu. Maka sebulan penuh seorang muslim mengkonsentrasikan diri untuk ibadah sebagaimana dia mendirikan shalat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar hingga terbenam matahari (Magrib). Tidak cukup menilai dari yang membatalkannya seperti makan dan minum atau berhubungan suami-istri di siang hari saja, tetapi wajib membangun akhlaqul karimah, meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh (yang dibenci Allah).
5. Syahrul Qiyam
Bulan Ramadhan menggairahkan umat Islam untuk menjalankan amalan orang-orang saleh seperti sholat tahajjud dan membaca Al-Qur’an dengan benar di dalam shalat malamnya. Di Bulan Ramadhan Kitabullah mengisyaratkan bahwa untuk mendapatkan ketinggian derajatnya setiap mukmin sangat dianjurkan shalat tarawih dan witir agar di luar Ramadhan dia bisa terbiasa mengamalkan qiyamullail.
6. Syahrus Sabr (bulan sabar)
Bulan Ramadhan melatih jiwa muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga.
Sabar lahir bersama dengan segala bentuk kerja besar yang beresiko seperti dalam dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimat Allah.
7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)
Ramadhan menjadi bulan santunan manakala orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasanya mendidik mereka untuk memiliki empati kepada fakir miskin karena merasakan lapar dan haus sebagaimana yang mereka rasakan. Karena itu kaum muslimin selayaknya menjadi pemurah dan dermawan. Memberi dan berbagi harus menjadi watak yang ditanamkan.
Segala amal yang berkaitan dengan amwal (harta) seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan di bulan yang mulia ini. Memberi meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah. Siapa yang memberi makan minum pada orang yang berpuasa meskipun hanya seteguk air, berpahala puasa seperti yang diperoleh orang yang berpuasa.
8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min
Bulan ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang jadi pegawai dapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan mulia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar