Rabu, 16 November 2011

Rahasia Tidur Manusia dan Sholat Tahajud

Umumnya orang beranggapan bahwa tidur malam yang baik memerlukan waktu sekitar enam hingga delapan jam sehari. Tetapi ketahuilah bahwasanya pendapat ini ditentang oleh para saintis barat seperti dr Ray Meddis, seorang Profesor di Department of Human Sciences, England University of Technology yang mengatakan bahwa manusia sebenarnya hanya perlu tidur malam selama TIGA JAM.




Waktu tidur bisa dibagi kedalam dua bagian yaitu tidur ayam dan tidur lelap. Mimpi biasanya terjadi pada tidur lelap (deep sleep). Manusia perlu berlatih untuk bisa tidur lelap karena tidur ayam adalah masa berangan-angan yang sebenarnya hanya membuang waktu saja. Tidur yang sebenarnya ialah ketika tidur lelap dengan mengacu pada kajian saintis barat yaitu cukup selama TIGA JAM.

Kita merasakan bahwa tidur malam kita selalu tidak cukup. Ini disebabkan karena kita tidak terlatih atau mengikuti aturan yang benar ketika kita tidur. Apabila seseorang atlit (atlet lari,misalnya) ketika hendak mengikuti lomba lari maka dia akan berlatih mungkin sekitar setahun sebelum perlombaan itu dimulai. Dengan demikian dia berharap bisa menjadi juara. Demikian juga dengan kita, harus melatih diri kita tidur sesuai aturan yang baik

Menurut kajian ahli pengobatan barat, sebelum kita pergi tidur, pertama-tama kita akan merasa mengantuk (drowsiness) di mana suhu badan kita akan menurun. Dengan mengatur waktu tidur dan menggunakan termometer kita bisa melatih diri kita untuk tidur bila perlu. Tidur yang teratur dapat mengefektifkan waktu kita terutama untuk beribadah di malam hari serta untuk mengerjakan hal lainnya. Di dalam Al-Quran disebutkan ada segolongan manusia yang masuk surga karena ibadah malamnya dengan mengurangi waktu tidur malamnya.

Firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud :
“sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa ada di dalam surga dan dekat dengan air yang mengalir. Sambil mengambil apa yang diberi oleh tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum ini di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (Surah Az-Zariat ayat 15-18)

Rasulullah SAW telah memberikan contoh yang baik bagaimana tidur yang benar lengkap dengan doa-doanya. Sebagai ringakasan mungkin kita bisa latihan untuk tidur malam seperti :

  1. Makan malam sedikit saja cukup sekedar supaya tidak lapar. Jika kita makan malam yang banyak maka akan menyebabkan kita cepat mengantuk dan susah bangun dari tidur
  2. Tunaikan Sholat Isya’ sebelum tidur.
  3. Bersihkan tempat tidur seperti seprei, bantal,kasur dan lain-lain dari kotoran.
  4. Amalkan doa-doa sebelum dan sesudah tidur seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
  5. Kurangi waktu tidur dari delapan jam sehari menjadi tujuh jam sehari untuk bulan pertama latihan; pada bulan kedua kurangi waktu tidur malam menjadi enam jam sehari, seterusnya pada bulan ketiga menjadi lima jam sehingga kita bisa tidur untuk waktu tiga jam saja.

Cara bangun tidur juga ada hal perlu diikuti untuk menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari pelbagai penyakit. Umpamanya kita yang suka bangun tidur terus langsung melompat dari tidurnya maka beresiko terkena penyakit jantung dan bisa menyebabkan meninggal. Demikian menurut pendapat seorang doktor dari china – dr Huang Guoxiong dari Badan Pengobatan Lioning.

Pendapat Ahli Sastra Barat


Ada juga ahli sastra barat yang menceritakan mengenai pentingnya mengurangi tidur untuk mencapai kinerja yang baik. Bila ditanya apakah rahasia kesuksesan mereka? Mereka menjawab: ” the woods are lovely, dark and deep but i have promises to keep and miles to go before i sleep.” maksudnya ” taman itu indah, gelap dan tebal tetapi saya mempunyai aturan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum saya tidur.”

“the heights by great men reached and kept were not attained by sudden fight. But while their companions sleep were toiling upwards in the night.” – Longfellow maksudnya ” pencapaian kerja yang tinggi oleh orang-orang ternama/sukses tidak didapati serta merta tetapi mereka bekerja keras sehingga larut malam pada waktu teman-temannya/yang lain sedang nyenyak tidur.” ini jelas menunjukkan mereka meminimalkan waktu tidur untuk mencapai kesuksesan dalam hidup mereka.

Rahasia Sholat Tahajud


Sekarang kita kembali kepada perbincangan tentang Sholat Tahajud. Apakah kebaikan dan kelebihan yang kita peroleh dari mengerjakan sholat tahajud sementara yang lain sedang nyenyak tidur!?

Dari sisi logis, mungkin kita tidak mengerti bahwa perintah Allah itu mendatangkan kebaikan. Sesungguhnya Sholat Tahajud meneguhkan iman kita, jiwa kita, mental kita untuk menghadapi masalah hidup duniawi dan lain-lain.

Kemudian dari sisi sains pengobatan, kita akan menyedot oksigen di atmosfer bumi sekitar jam tiga pagi hingga terbit matahari dan menggerakkan otot-otot di dalam badan kita yang akan menyegarkan badan dan melancarkan aliran darah ditubuh kita.

Kedua hal tersebut, yaitu oksigen dan gerakan otot sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut.

Coba kita kaji pergerakan otot-otot kita ketika sholat. Secara kasar, pertama kita berdiri tegak (qiyam) kemudian mengangkat kedua tangan bertakbir dan meletakkan tangan di atas dada – kita telah membesarkan rongga dada kita sehingga paru-paru akan terasa lapang serta menggerakkan otot di kedua belah tangan.

Ketika ruku’ dengan badan membungkuk ke depan dan kedua tangan di atas kepala lutut dan punggung mendatar (parallel to the ground) sekaligus menggerakkan ruas-ruas tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan tulang tungkai.

Ketika sujud, seluruh berat badan tertumpu sepenuhnya di atas otot-otot kedua tangan, kaki. Dada, perut, punggung, leher dan otot-otot kaki. Lihat saja pada waktu sujud ini berapa banyak otot dan persendian yang kita gerakkan.

Setelah itu kita bangkit dari sujud. Kita duduk, kemudian kita sujud lagi dan sesudah itu kita berdiri kembali. Dalam gerakan badan kali ini secara automatik kita telah menggerakkan sejumlah besar otot-otot di dada , bahu, lengan, perut, punggung, paha, kaki bagian bawah dan otot-otot lainnya. Selain itu kita juga melakukan dua jenis duduk – pertama duduk antara dua sujud dan kedua duduk tahiyat. Kedua jenis duduk ini menggerakkan tumit , pangkal paha, selangkangan, jari-jari kaki dan lain-lain.

Ketika kita memberi salam, kita menggerakkan otot-otot leher tengkuk dan lain-lain.
Kalau kita lihat dari dua hal di atas yaitu menghirup oksigen yang istimewa dan gerakan otot-otot yang semuanya itu sudah tentu akan menyehatkan tubuh kita. Sholat Tahajud bisa juga menjauhkan penyakit pinggang yang selalu menyerang orang yang banyak tidur dan bangun lewat dari tidur malam.


“dan pada sebagian malam hari bersembahyang Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Isra’; 79)

"sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa ada di dalam surga dan dekat dengan air yang mengalir. Sambil mengambil apa yang diberi oleh tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum ini di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (QS Az-Zariat; 15-18)

“Dan pada sebagian malam bertahajudlah sebagai tambahan ibadah bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji “. (QS Al Isra’; 79).


“Orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar”. (QS Ali ‘Imran; 17).

Mengapa Allah menyuruh kita bangun di tengah malam untuk melaksanakan Shalat Tahajud? Apa rahasia di balik perintah Allah tersebut? Apakah betul orang-orang yang bertahajud di tengah malam akan diangkat Allah ke tempat yang terpuji?

Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).

Beberapa Data Ilmiah Tahajud:

1. Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz mengatakan,Shalat malam dapat meningkatkan daya tahan (imunitas) tubuh terhadap berbagai penyakit yang menyerang jantung, otak dan organ-organ tubuh yang lain. Karena orang yang bangun tidur malam hari, berarti menghentikan kebiasaan tidur dan ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktifitas Shalat malam, untuk menghadap Allah Sang Pencipta, akan menenangkan hati dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami.

2. Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu penelitian medis terbukti bahwa orang-orang yang terbiasa Shalat malam relatif lebih aman dari serangan penyakit pada tulang punggung dari pada orang-orang yang tidak shalat malam.

3. Shalat Tahajud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi penanggulangan adaptif pereda stres. Sebagaimana juga dijelaskan Dr.M.Soleh bahwa stres punya pengaruh yang besar terhadap ketahanan tubuh seseorang. Dan stres, baik fisik maupun psikis menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan tubuh (hormon) cukup banyak dan penguapan dari tubuh yang lebih cepat.

4. Dalam bidang bio-teknologi, Shalat Tahajud dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena penyakit kanker. Dalam bidang ini pula Shalat Tahajud dapat meningkatkan respons emosional positif yang efektif dalam menegakkan anastesis pra bedah.

5. Shalat Tahajud yang dikerjakan dengan penuh kesungguhan, khusuk, tepat, ikhlas dan kontinyu diyakini dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif. Dan respons emosi positif (positive thinking) dapat menghindarkan reaksi stres.

Mengapa harus tengah malam?

Kata Tahajud terambil dari kata hujud yang berarti tidur. Kata Tahajud dipahami al-Biqai dalam arti tinggalkan tidur untuk melakukan Shalat. Shalat ini juga dinamakan Shalat lail/Shalat malam, karena dilaksanakan di waktu malam yang sama dengan waktu tidur. Apa rahasia bangun di tengah malam untuk Shalat Tahajud?


Hal ini telah dijawab Allah pada QS Al-Muzzammil; 6-7, yang artinya kira-kira:
“Sesungguhnya bangun diwaktu malam, dia lebih berat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya bagimu di siang hari kesibukan yang panjang”.
Dari ayat tersebut ada dua hal yang begitu mengesankan kita. Pertama, sengaja untuk bangun malam. Kedua, bacaan di malam hari memiliki efek dan dampak yang lebih mengesankan. Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki niat kuat. Niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat, sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.

Apalagi Shalat Tahajud adalah Shalat sunnah, Insya Allah orang yang melaksanakan shalat sunnah adalah orang yang memang punya niat yang ikhlas dan motivasi yang kuat. Lain halnya dengan Shalat wajib, tidak jarang kita melaksanakan Shalat wajib hanya sekedar “gugur kewajiban”. Shalat Tahajud dilakukan harus setelah tidur, meskipun sejenak.

Apa manfaatnya?. Rasulullah SAW sangat memperhatikan hak-hak yang harus didapat tubuh kita. Bahkan ditegaskan bahwa kita wajib memenuhi hak-hak yang harus diperoleh tubuh kita dan di antaranya adalah hak untuk tidur.

Sabda Rasulullah: “Puasa dan berbukalah, Shalat dan tidurlah karena sesungguhnya tubuhmu punya hak yang harus kau penuhi dan sesungguhnya matamu punya hak yang harus kau penuhi dan istrimu (pasanganmu) punya hak yang harus kau penuhi”. (HR. Al-Bukhari).

Tidur adalah keadaan istirahat alami pada berbagai makhluk hidup, termasuk manusia. Pada manusia, tidur adalah penting untuk kesehatan. Tanda-tanda kehidupan seperti kesadaran, denyut jantung dan frekuensi pernafasan mengalami perubahan, yaitu mengalami penurunan atau perlambatan. Dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motorik dan saraf sensorik untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade/dihambat, sehingga pada saat tidur cenderung untuk tidak bergerak dan daya tanggap berkurang.

Saat bangun tidur pasti pikiran kita lebih terang. Bayangkan dalam 1 hari, jantung kita berdetak 100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus/kapiler dan juga pembuluh vena. Tanpa kita sadari rata-rata sehari kita berbicara 4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-otot besar sebanyak 750 kali dan mengoperasikan 14 miliar sel otak. Dan tidur adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan, karena terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Sangatlah tepat jika Allah berkehendak agar Shalat Tahajud dikerjakan setelah tidur. Dengan pikiran yang segar akan membantu kita lebih khusyu’ memaknai ayat-ayat Allah yang kita baca. Berkomunikasi di malam hari kira-kira pukul 01:00 - 04:00 (sepertiga malam terakhir), secara umum akan lebih baik.

Ini dapat kita buktikan ketika melakukan komunikasi lewat ponsel di waktu tengah malam atau berselancar mengarungi dunia maya lewat internet, kekuatan sinyal yang dipancarkan akan lebih kuat, jelas dan cepat. Komunikasi kita dengan Allah saat Tahajud, kira-kira dapatlah dianalogikan demikian. Disaat manusia terlelap tidur diselimuti mimpi, kita mampu berkomunikasi dengan Sang Khalik dalam keadaan pikiran tenang dan fisik yang segar, tentulah “komunikasi” akan terjadi dengan “sinyal” yang kuat dan jernih. Dan komunikasi yang kita lakukan semuanya berbasis pada pancaran energi.

Meditasi dan Tahajud

Meditasi berarti keheningan, diam dan kesendirian. Keheningan muncul apabila pikiran sadar kita telah berhenti sepenuhnya. John Kehoe, penulis buku terlaris “Mind Power” pernah melakukan tapa brata dengan menyingkirkan diri dari hiruk-pikuk dunia, kemudian menyepi di dalam hutan untuk melakukan meditasi. Hal ini dia lakukan untuk menembus batas kesadaran tertinggi atau lapisan terdalam pikiran bawah sadarnya melalui kesunyian dan pencarian diri.


Tahajud dan Hormon Stres

Prof. Dr. Muhammad Sholeh, dari Surabaya, telah membuktikan satu dari sekian banyak ilmu yang terkandung di dalam Al-Quran secara ilmiah menurut Ilmu Kedokteran melalui penelitian disertasi dalam bidang Ilmu Kedokteran pada program pascasarjana Universitas Surabaya, dengan judul “Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”.

Beliau menyimpulkan, jika melakukan Shalat Tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusuk niscaya (dengan seijin Allah SWT) akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker. Penelitian ini melibatkan 41 responden siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa, hanya 23 yang sanggup menjalankan shalat Tahajud selama 1 bulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan shalat Tahajud selama 2 bulan. Shalat Tahajud dimulai pukul 02.00 - 03.00 sebanyak 11 rakaat, dengan dua rakaat sebanyak 4 kali dan ditutup shalat witir sebanyak 3 rakaat. Dan selanjutnya, hormone kortisol (hormon stres) dari 19 siswa tersebut diperiksa di 3 laboratorium di Surabaya (Pramitha, Prodia dan Klinika).

Kadar kortisol siswa yang shalat Tahajud dengan rutin berbeda dengan siswa yang tidak melaksanakan Shalat Tahajud. Mereka yang Shalat Tahajud memiliki kadar hormon kortisol yang rendah. Hal ini menandakan mereka memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individu yang tangguh sehingga mampu menanggulangi masalah-masalah sulit dengan lebih stabil. Hormon kortisol adalah salah satu hormon stres. Kadar hormon ini semakin meninggi ketika kita dalam keadaan stres. Dengan kadar hormon yang tinggi kita lebih mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi dan daya ingat kurang baik.

Dengan Shalat Tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan khusuk akan mampu menciptakan karakter baru serta tangguh bagi pelaksananya, sehingga akan memiliki persepsi dan motivasi yang positif serta akan terhindar dari stres. Mungkinkah itu maksud firman Allah pada QS Al-Isra’; 79 di atas tentang diangkatnya para pelaksana Shalat Tahajud ke tempat yang terpuji? Allahu’alam (Allah yang paling tahu).

Minggu, 01 Mei 2011

Daya Ingat yang Mengagumkan Pada Bayi Anda

Bayi anda pun ternyata bisa mengingat. Apalagi jika pengalaman itu amat berkesan di hatinya, akan dibawanya hingga besar.

Orang tua mana, sih, yang ingin dilupakan oleh buah hatinya? Jadi, wajar saja, bila kita cemas kala harus meninggalkannya. Jangan-jangan si kecil tak lagi mengenali kita lagi.

Padahal, kecemasan tersebut sebenarnya tak perlu terjadi. Soalnya, meski masih bayi, si kecil sudah punya daya ingat dan memori. Jadi, "bayi akan teringat terus, baik pada hal-hal yang punya kesan amat manis maupun tak menyenangkan," tutur Dra. Dewi Mariana Thaib. Bahkan, meski kesan tersebut hanya selintas-lintas saja dan akan terlewat dengan kejadian lain yang lebih menyenangkan, si kecil tetap ingat.

DIDAPAT DARI PENGALAMAN

Daya ingat, terang psikolog pada RS Bunda, Jakarta ini, sebetulnya bagian dari kecerdasan. "Dalam kecerdasan itu, kan, ada perkembangan motorik, daya nalar, emosi, daya ingat, dan konsentrasi." Jadi, daya ingat masuk dalam perkembangan kognitif.

Memang, diakui Dewi, fungsi daya ingat bayi belum terlalu banyak. Kita pun tak bisa memastikan kapan bayi akan ngeh dengan apa yang dilihat atau diingatnya, karena daya ingat merupakan hal yang abstrak. "Daya ingat adalah sesuatu yang pada akhirnya mengarah pada keberadaan diri dengan lingkungan sosialnya, entah dia suka atau tidak berada pada lingkungan sosialnya." Dengan demikian bisa dikatakan, daya ingat didapat bayi dari pengalaman dan yang diajarkan.

Daya ingat yang diperoleh dari pengalaman ini, lanjut Dewi, amat erat kaitannya dengan perkembangan motorik maupun tugas-tugas perkembangan. "Begitu lahir, bayi, kan, harus beradaptasi dengan keadaan sekelilingnya.

Kecemasan-kecemasan mulai timbul dan pancaindra mulai berfungsi. Ia mulai kontak dengan ibu saat digendong dan disusui ASI sambil meraba-raba tubuh sang ibu."

Kemudian di usia 3-6 bulan ia mulai mengangkat kepalanya, belajar mengenal orang, tersenyum, mengoceh, mencoba meraih benda yang didekatnya. Setelah usia 6 bulan, ia mulai belajar pelan-pelan merangkak, tengkurap bolak balik, duduk, dan sebagainya. "Nah, bila dulu daya serapnya lewat mainan hanya sekadar dapat meraih saja, kini sudah bisa dipegang-pegang dan dipindah-pindah tangan. Ia juga sudah bisa membedakan mana orang tuanya."

Berikutnya, di usia 9 bulan ia mulai punya rasa, seperti rasa manis dan asin. Makanya, bila ia tak suka asin, ia akan menolak kala diberi makanan yang rasanya asin. Lalu di usia 9-12 bulan ia sudah bisa berdiri, meraih segala sesuatu, melihat sekelilingnya, berkata satu-dua kata, bahkan bisa berjalan. Jadi, daya jangkaunya sudah lebih luas lagi.

"Meski fungsi indra dan intelektualnya belum sempurna seluruhnya, tapi ia mulai merasakan reaksi dari apa yang dilakukannya. Dari situ ia mulai mengingat, apa yang boleh dan tidak dilakukannya." Misal, di usia 6-9 bulan, kala ia menjatuhkan mainan, ia berpikir hal itu menyenangkan dan ia akan mengingatnya kembali, hingga ia pun menjatuhkan lagi mainannya.

CEMAS DAN MENARIK DIRI

Jadi, sangat erat kaitannya dengan tugas-tugas perkembangannya: ia belajar dari apa yang dilakukannya atau pengalamannya. Pada bayi normal, terang Dewi, ia pun bisa merasakan reaksi dari yang sudah ia lakukan, dan apakah hal itu menyenangkan atau tidak. Pengalaman yang menyenangkan akan terus diulang-ulang.

Nah, pengalaman menyenangkan atau berkesan ini akan melekat dan membekas terus dalam ingatannya. Itulah mengapa, pada masa 0-12 bulan ini diharapkan kehadiran bayi bisa diterima dan dirinya merasa nyaman di lingkungannya. Apalagi, meski belum mengerti, bayi pun bisa merasakan dirinya diterima atau tidak. "Ia bisa melihat bagaimana sikap ibu yang penuh kasih sayang, entah dari cara si ibu menyanyi, mengajak bicara, tersenyum, dan sebagainya."

Bila si ibu bisa menerimanya dengan penuh kasih sayang, ia pun akan merasa aman, nyaman, dan diterima dalam lingkungan sosialnya yang baru di dunia. Hal ini akan tampak dari pancaran matanya yang selalu berbinar, pandangannya yang tak kosong, dan wajahnya yang kerap tersenyum. "Biasanya bayi-bayi seperti ini akan tumbuh jadi bayi lucu dan menyenangkan pula."

Sebaliknya, ia pun bisa merasakan bila tak diterima, yakni dari sikap sang ibu yang kasar padanya, entah karena si ibu belum siap menerima kehadiran anaknya atau sebab lain. Pengalaman tak menyenangkan ini akan membekas di ingatannya. Dampaknya, "ia selalu dilanda kecemasan dan akan menarik diri dari hal-hal tak menyenangkan yang diterimanya dari lingkungan." Itu sebab, tekan Dewi, jangan sampai di tahun pertama ini bayi punya trauma berat. "Kelak ia akan jadi takut dan mengalami kesulitan bila masuk ke lingkungan sosial."

MENDETEKSI DAYA INGAT

Tentunya, daya ingat bayi tak sama pada tiap anak: ada yang baik dan tidak. Untuk mendeteksinya, lihat saja tugas-tugas perkembangannya.

"Bila ia dapat melewati tugas-tugas perkembangannya dengan baik dan tanpa kesulitan, berarti kecerdasannya normal," kata Dewi. Soalnya, pada anak cerdas, biasanya daya ingatnya juga baik. Jadi, bayi-bayi yang kecerdasannya normal cenderung lincah dan cepat bereaksi pada sesuatu hal, kecuali jika mengalami kegemukan atau lebih kerap digendong.

Nah, jika tugas-tugas perkembangan yang dilaluinya meleset agak jauh atau tak sesuai, biasanya kecerdasannya pun tak begitu bagus. "Daya ingat yang tak begitu baik ini biasanya tampak dari caranya menangkap instruksi: ia takkan mengerti instruksi yang diberikan padanya." Jadi, bila dalam tugas-tugas perkembangannya ia tak menunjukkan respon, kita patut curiga dan segera telusuri sebabnya.

Walau begitu, bukan berarti tiap bayi yang kala dipanggil namanya tak menoleh atau disodori mainan diam saja, maka daya ingatnya tak baik, lo. "Pada tiap anak, masalah yang dipunyainya tentu beda. Bisa saja bukan daya ingatnya yang tak baik, tapi karena ada masalah di indra pendengarannya atau saat ibu hamil punya penyakit tertentu yang bisa berpengaruh pada perkembangan kecerdasan bayi, dan sebagainya."

Bisa juga karena kurang dilatih motoriknya hingga ia mengalami keterlambatan perkembangan." Bayi gemuk dan sering dipangku, misal, bisa jadi motoriknya lamban. Makanya, disarankan agar orang tua rajin menstimulasi bayinya di tahun pertama ini. Soalnya, masa ini merupakan penentuan karakter si bayi kelak. Lagi pula, bila kita rajin menstimulasi si kecil, kita jadi tahu bagaimana perkembangannya. Hingga, bila dirasa ada keterlambatan, kita bisa segera memeriksakannya ke dokter: apakah ada sesuatu dengan telinganya, mata, otak, atau sarafnya. Setidaknya, bila terdeteksi di usia ini, masih mungkin diobati ketimbang bila ia sudah usia balita.

Yang jelas, Bu-Pak, bila dirasa si kecil punya daya ingat tak baik, segera periksakan ke dokter. Terlebih bila kita sudah rajin menstimulasinya, tapi ternyata ia tak juga mengalami kemajuan perkembangan. Selain itu, harus pula disadari, daya ingat bayi pada sesuatu hal bisa berubah. "Jadi, bisa saja pengalaman itu terlupakan bila banyak pengalaman lain yang lebih berkesan." Kecuali bila pengalaman yang menyenangkan itu amat membekas, maka tak mudah dilupakan. Sama halnya bila ia mendapat pengalaman tak menyenangkan yang amat membekas, juga akan teringat terus. Misal, orang tua memperlakukannya secara kasar.

Disamping tentu saja, bila terjadi sesuatu hal yang berpengaruh pada kepala atau otaknya, semisal akibat terjatuh atau mengalami kejang-kejang, akan membuat daya ingatnya juga berubah.

AJARKAN BERULANG-ULANG

Untuk merangsang daya ingat, tutur Dewi, bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajak bicara, bermain, bernyanyi, dan lainnya. Namun cara menstimulasinya harus benar, yaitu yang menyenangkan, bukan dipaksa. Selain itu, komunikasi tak boleh dilupakan. Jadi, kita harus sering mengajaknya bicara. "Biasanya kalau sang ibu rajin, usia 9 bulan bayi sudah mulai mau berkata- kata."

Tentunya, dalam menstimulasi juga perlu alat peraga atau benda yang dimaksud. Misal, "Ini bola." sambil kita tunjukkan bolanya, lalu kata-kata tersebut diulang-ulang dengan menggunakan pertanyaan, "Mana bolanya?" Bila daya ingatnya baik, lama-kelamaan saat ditanya ia akan cepat memberi respon. Jadi, kala ditanya, "Mana bolanya?", ia akan langsung menunjuk benda yang dimaksud.

Di usia setahun biasanya ia sudah bisa sedikit bicara, satu atau dua kata, hingga kita bisa menggunakan cara dengan pertanyaan dibolak-balik seperti, "Ini apa?" sambil memperlihatkan sebuah bola, atau, "bolanya mana?" Makanya, begitu si kecil tampak mulai ada keinginan bicara, alat peraga sebaiknya diperbanyak. Kita bisa membuatnya sendiri dari guntingan gambar yang ditempelkan pada potongan-potongan karton kecil. Carilah gambar yang tak terlalu besar semisal gambar buah apel. Sambil ditunjukkan karton bergambar itu, katakan, "Ini apel." Agar ia lebih mudah mencerna maksudnya, lebih baik lagi bila ada apel yang sebenarnya atau apel mainan dari plastik.

Dengan seringnya bayi melihat dan diajarkan berulang-ulang, akan melekat di kepalanya, hingga otomatis daya ingatnya juga baik. Hal ini juga berlaku, pada contoh di awal tadi. Jika ayah harus meninggalkan bayinya untuk waktu lama, maka ibu harus sering-sering memperlihatkan foto-foto ayah maupun memperdengarkan suara ayah ketika sedang menelepon atau rekaman suaranya. Dengan demikian diharapkan si kecil tak asing lagi atau tak merasa takut kala dipegang ataupun menjerit saat bertemu dengan ayahnya kelak.

Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengenalkan anggota keluarga yang jarang bertemu semisal kakek-nenek atau om-tante. Pendeknya, orang tua harus rajin mengenalkan hal-hal di sekelilingnya, mengenai dirinya, keberadaannya, dan hubungannya dengan orang-orang di sekelilingnya. Jadi, tak usah takut lagi si kecil bakal lupa sama orang tuanya.

Rabu, 13 April 2011

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat  di  Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air  kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi’raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya. Bagaimana dan apa saja yang beliau temui pada Mi’raj ini sampai akhirnya beliau kembali ke Makkah, Insya Allah akan kita paparkan pada edisi berikutnya.
Wallahu a’lam.
Perjalanan mi’raj dengan singgah di ketujuh planet tersebut adalah untuk memberi pelajaran kepada kita, bahwa untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, maka yang harus diprioritaskan adalah meningkatkan:
  • Mutu dan kwalitas pendidikan dengan memberikan contoh dan tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mutu dan kwalitas kesehatan.
  • Mutu dan kwalitas pengajaran yang disesuaikan dengan keperluan.
  • Perekonomian dari jalan dan cara yang halal menurut pandangan agama Islam.
  • Mutu dan kwalitas produksi.
  • Hubungan diplomatik yang menguntungkan kepentingan agama.
  • Mutu dan kwalitas pertahanan dan keamanan.
  • Mutu dan kwalitas pembangunan, sarana dan prasarana fisik.
Disamping itu peristiwa tersebut juga mengajarkan kepada kita akan perkembangan hidup manusia di dunia ini:
  1. Masa sejak manusia lahir sampai masa masuk sekolah. Pada masa ini, yang sangat diperlukan adalah memberikan pendidikan yang baik dengan memberian contoh dan tauladan yang baik dari orang tua dan harus dijaga benar-benar kesehatan anak.
  2. Masa sekolah. Pada masa ini anak sudah harus diajar dengan ilmu-ilmu yang berguna bagi kehidupannya di kelak kemudian hari, terutama ilmu agama Islam sehingga dapat menjiwai tingkah lakunya dan harus diperhatikan terus kesehatannya.
  3. Masa remaja, yaitu masa anak-anak sudah pandai meminta uang kepada orang tua untuk memenuhi segala macam keperluannya. Pada masa ini anak-anak harus sudah diberi pengertian mengenai pengaturan ekonomi yang sehat menurut ajaran Islam dan yang diridlai oleh Allah swt.
  4. Masa dewasa, yaitu masa anak mulai berumah tangga dan memerlukan alat-alat rumah tangga. Pada masa ini harus ditekankan bahwa pemakaian alat-alat rumah tangga hasil karya sendiri adalah jauh lebih baik dari alat-alat rumah tangga buatan luar negeri yang harus dibeli dengan mahal.
  5. Setelah anak berumah tangga dan hidup di masyarakat berpisah dengan kedua orang tuanya, maka diajarkan bagaimana seharusnya dia berhubungan dan berdiplomasi dengan masyarakat sekitarnya agar tujuan hidupnya tercapai serta dicintai oleh masyarakat sekitarnya.
  6. Fase terakhir dari kehidupan anak manusia adalah saat sudah senang untuk membangun rumah tempat tinggalnya, membangunkan rumah bagi anak dan cucunya. Saat ini menjadi tanda bahwa seseorang telah berada di langit ketujuh.
Dari langit ketujuh Nabi Muhammad saw. diajak naik lagi sampai di suatu tempat yang disebut dengan “SIDRATUL MUNTAHA”. Dari Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad saw. dipersilahkan meneruskan perjalanan ke Mustawan tanpa pengawalan seorang malaikatpun. Di Mustawan Nabi Muhammad saw. sujud mengahadap Allah swt. Dan setelah Nabi Muhammad saw. dipersilahkan duduk bangkit dari sujud, maka Nabi Muhammad saw. berdatang sembah:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّهِ .
“Segala puji sekelamatan, segala berkah, segala rahmat ta’dhim, serta segala kebaikan adalah tetap bagi Allah”.
Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa pengembalian mandat kepada Allah swt., karena berbagai macam rintangan dan hambatan yang dihadapi oleh beliau sebagai seorang nabi dan utusan Allah swt.
Pengembalian mandat tersebut dijawab oleh Allah swt.:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ .
“Keselamatan tetap atas kamu, wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-berkah-Nya”.
Firman Allah swt. tersebut adalah penetapan dan pengukuhan jabatan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah. Setelah mendapat pengukuhan dengan jaminan keselamatan, rahmat dan berkah bagi pelaksanaan tugas tersebut, Nabi Muhammad saw. menjawab:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّهِ الصَّالِحِيْنَ .
“Semoga keselamatan tetap atas kami dan para hamba Allah yang shaleh”
Ucapan Nabi Muhammad saw. tersebut adalah berupa permohonan agar yang dijamin selamat dalam tugas menyiarkan agama Islam bukan hanya beliau, tetapi juga para hamba Allah yang shaleh yang siap membela agama.
Kemudian para malaikat memberikan sambutan dengan ucapan:
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا رَّسُوْلُ اللّهِ .
“Aku mengakui bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah; dan aku mengakui bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah”.
Lalu para bidadari pun memberikan sambutan dengan ucapan mereka:
أَللّهُمَّ صَلِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحّمَّـدٍكَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرِاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
“Ya Allah, berikanlah kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Muhammad dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan kesejahteraan pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Ibrahim. Ya Allah, berikanlah berkah pada pemimpin kami Nabi Muhammad dan pada keluarga dari pemimpin kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah pada pemimpin kami Nabi Ibrahim dan keluarga dari pemimpin kami Nabi Ibrahim. Di alam semesta ini sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Mulia”.
Saat itu Nabi Muhammad saw. menerima kewajiban shalat 50 (limapuluh) kali sehari semalam. Akan tetapi sewaktu dalam perjalanan kembali, di langit keenam, Nabi Musa as. menganjurkan kepada Nabi Muhammad saw. agar meminta potongan kepada Allah swt. sebab ummat Nabi Muhammad saw. tidak akan mampu melaksanakan shalat limapuluh kali sehari semalam. Atas anjuran tersebut Nabi Muhammad saw. berulang kembali menghadap Allah swt. sampai sembilan kali. Dan setiap kali menghadap beliau mendapat potongan sebanyak lima, sehingga kewajiban shalat sehari semalam yang semula limapuluh kali menjadi lima kali sehari semalam. Akhirnya Nabi Muhammad saw. berpamitan kepada Allah swt. dengan mengucapkan:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ .
“Wahai Dzat yang membolak balikkan sekalian hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu Islam”.
Hikmah dari perhentian Nabi Muhammad saw. di Sidratul Muntaha adalah memberi pelajaran kepada kita sekalian, bahwa pada akhirnya seluruh manusia akan mati dan dimandikan dengan air cendana. Sebab sidrah itu artinya adalah cendana, sedang muntaha itu berarti batas akhir. Setelah manusia mati, maka malaikat hafadhah yang menjaganya selama hidupnya akan meninggalkan dirinya. Dia harus sendirian masuk kubur, yaitu tempat yang rata atau sama bagi seluruh manusia tanpa membedakan pangkat, derajat dan warna kulit, karena mustawan itu berarti tempat yang rata atau sama.
Setelah manusia mati, nyawanya masuk ke alam barzah, manusia dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt. akan segala macam tugas dan kewajibannya selama hidup di dunia sebagai hamba Allah swt. maupun sebagai makhluk sosial.
1. Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, “Maukah Tuan saya ajari doa yang apabila tuan membacanya, maka obornya akan padam dan masuk ke dalam mulutnya?” Rasulullah saw. bersabda, “Baik!”. Lalu malaikat Jibril berkata, “Ucapkan:
اَعُوْذُ بِوَجْهِ اللّهِ الْكَرِيْمِ وَبِكَلِمَاتِ اللّهِ التَّمَّاتِ الَّتِيْ لاّ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَاَ فِى الأَرْضِ وَمِـنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًـــــا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَّا رَحْمنُ .
Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur dan obornya padam.
Peristiwa di atas memberi pelajaran kepada kita sekalian, bahwa sewaktu kita sedang melaksanakan tugas, terkadang datang gangguan dari jin yang datang dengan sendirinya maupun yang disuruh oleh orang lain untuk menggagalkan usaha kita. Oleh karena itu agar kita selamat dari gangguan tersebut, maka do’a yang diajarkan oleh malaikat Jibril tersebut perlu kita baca setiap kali kita akan melakukan tugas.
2. Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi seperti semua. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali. Dalam surat Saba’ ayat 39, Allah swt. berfirman:
.وَمَآ أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهً … الآية .
… Dan barang apa saja yang kamu infakkan (dermakan), maka Allah akan menggantinya …
3. Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir’aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir’aun.
Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir’aun. Pada suatu hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir’aun, sisirnya jatuh dan Masyithah mengucapkan:
بِسْمِ اللهِ تَعِسَ فِرْعَوْنُ
Dengan nama Allah, rugi si Fir’aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan Fir’aun dengan Masyithah sebagai berikut:
· Anak Fir’aun: “Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?”
· Masyithah: “Ya!”
· Anak Fir’aun: “Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?”
· Masyithah: “Berani!”
Setelah anak Fir’aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka Masyithah pun dipanggil oleh Fir’aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:
· Fir’aun: “Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?”.
· Masyithah: “Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !”.
Mendengar jawaban tersebut Fir’aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir’aun membujuk Masyithah beserta suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir’aun sebagai Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir’aun ditolak oleh keduanya, maka Fir’aun berkata kepada keduanya:
“Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta anak-anak kalian!”.
Masyithah menjawab: “Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!”.
Fir’aun berkata: “Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!” Kemudian Fir’aun memerintahkan untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua. Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: “Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!”. Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta anaknya.
Dalam ajaran Islam dikenal ada empat orang bayi yang masih dalam gendongan yang dapat berbicara dengan fasih, yaitu anak Masyithah ini, saksi Nabi Yusuf as. atas perbuatan Zulaikha, saksi atas kebersihan Kyai Juraij dari perbuatan zina, dan Nabi Isa as. sewaktu ibunya dituduh oleh orang-oarang Yahudi telah berbuat zina.
4. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebutmereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti. Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.
5. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat busuk baunya (kayu dlari’), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu dari nereka Jahannam. Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
6. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dupa potong daging. Yang sepotong daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang telah mempunyai isteri yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran dari para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
7. Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur’an yang tersebut dalam surat Al A’raf ayat 86 yang antara lain berbunyi sebagai berikut:
وَلاَ تَقْعُدُوْا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُوْنَ وَتَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّهِ … الآية .
Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ….
8. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
9. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
10. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
11. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat orang-orang yang senang menggunjing (ngrasani-Jw.) orang lain dan melecehkan kehormatan orang lain.
12. Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil. Sapi tersebut ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi tidak dapat. Ini adalah ibarat dari orang yang mengucapkan omongan yang besar, kemudian dia menyesalinya, tetapi tidak dapat menarik kembali omongan tersebut.
13. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: “Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !”. Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.: “Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Yahudi. Andaikata tuan memenuhi panggilan terseubt, niscaya ummat tuan akan memeluk agama Yahudi!”.
14. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: “Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !”. Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau: “Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani. Seandainya tuan memenuhi panggilannya, niscaya ummat tuan akan memeluk agama Nasrani!”.
15. Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: “Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !”. Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril menjawab: “Itulah dunia!; jika tuan memenuhi panggilannya, niscaya ummat tuan lebih mementingkan dunia dari pada akhirat.
16. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: “Kemari Muhammad !”. Malaikat Jibril berkata: “Terus lurus Muhammad !”. Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Jiril: “Siapakah dia ?”. Jibril menjawab: “Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar tuan cenderung kepadanya !”.
17. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi saw.: “Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!”. Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur dari wanita tua tersebut.
Ketujuhbelas pengalaman yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw. selama dalam perjalanan isra’ tersebut adalah memberikan pelajaran kepada kita sekalian bahwa dalam usaha menuju kebahagiaan yang sejati, kita akan menemui problem-problem yang harus kita selesaikan dengan sebaik-baiknya menurut petunjuk yang telah diberikan oleh Allah swt. kepada kita sekalian.
Setelah Nabi Muhammad saw. selesai shalat berjama’ah dengan arwah para Nabi terdahulu dan minum susu, maka beliaupun naik kendaraan yang akan membawa beliau ke suatu tempat yang disebut dengan Mustawan dengan menyinggahi tujuh planet, dengan dikawal oleh malaikat Jibril dan dua orang malaikat lainnya. Planet-planet yang disinggahi Nabi Muhammad saw.:
  1. Planet pertama. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Adam as. yang ahli dalam bidang pendidikan.
  2. Planet kedua. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan:
    • Nabi Isa as. yang ahli dalam bidang kesehatan.
    • Nabi Yahya sa. yang ahli dalam bidang pengajaran.
  3. Planet ketiga. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Yusuf as. yang ahli dalam bidang ekonomi. Beliaulah yang pernah berhasil menyelamatkan perekonomian dunia sewaktu dilanda oleh paceklik selama tujuh tahun.
  4. Planet keempat. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Idris as. yang ahli dalam bidang kerajinan tangan, produksi dan industri. Beliaulah orang yang pertama kali menemukan tulisan dan pakaian berjahit.
  5. Planet kelima. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Harun as. yang ahli dalam bidang diplomasi.
  6. Planet keenam. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Musa as. yang ahli dalam strategi dan siasat perang.
  7. Planet ketujuh. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Ibrahim as. yang ahli dalam pembangunan fisik (beliau adalah pendiri Ka’bah). Dalam pertemuan ini Nabi Ibrahim as. berpesan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai berikut: “Muhammad, suruhlah ummatmu memperbanyak tanaman sorga; karena sorga itu tanahnya sangat subur dan luas!” Nabi Muhammad saw. bertanya: “Apakah tanaman sorga itu?” Nabi Ibrahim as. menjawab: Tanaman sorga itu adalah ucapan:
    سُبْحَانَ اللّهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلاَ اِلهَ اِلاَّ اللَهُ وَاللّهُ أَكْبَرُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
    Maha suci Allah. Segala puji bagi-Nya. Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Yang Maha Besar. Tiada daya untuk dapat menyingkir dari maksiat dan tiada kekuatan untuk dapat melakukan tha’at, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
    1. Perjalanan isra’ dimulai dari masjid Al Haram di kota Makkah ialah karena kota Makkah pada waktu itu adalah pusat segala macam bentuk kejahatan, kemaksiatan, kemungkaran, kemusyrikan dan kekufuran. Sehingga kota Makkah dapat diibaratkan sebagai lambang rumah tangga, atau wilayah, atau negara yang rusak, berantakan dan kacau balau.
    2. Perjalanan isra’ berakhir di masjid Al Aqsha ialah karena masjid tersebut dinyatakan oleh Allah swt. dalam surat Al Isra’ ayat 1 sebagai tempat yang telah diberkahi sekelilingnya, sehingga masjid Al Aqsha dapat diibaratkan sebagai rumah tangga, atau wilayah,atau negara yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur lahir dan batin, material dan spiritual.
    3. Singgah di Madinah, karena kota Madinah adalah tempat hijrah dari Nabi Muhammad saw.
    4. Singgah di Madyan, karena kota Madyan adalah tempat hijrah dari Nabi Musa as. sewaktu akan dibunuh oleh raja Fir’aun dari Mesir. Di Madyan ini nabi Musa as. diambil menantu oleh nabi Syu’aib as. Dan setelah nabi Musa as . kaya raya dan merasakan kenikmatan hidup, beliau diperintah oleh Allah swt. pergi ke Mesir untuk berjuang dan membebaskan bangsa Yahudi dari kemiskinan dan penindasan raja Fir’aun dengan meninggalkan kesenangan dan kenikmatan hidup yang beliau rasakan.
    5. Singgah di gunung Sinai, karena di gunung Sinai inilah Nabi Musa as. menerima wahyu dari Allah swt. Gunung adalah tempat yang tinggi, sedang wahyu adalah ilmu. Sehingga gunung Sinai adalah lambang dari ketinggian ilmu pengetahuan.
    6. Singgah di Bethlehem, karena kota Bethlehem adalah tempat kelahiran nabi Isa as. Nabi Isa as. adalah seorang nabi yang hidupnya penuh dengan pengorbanan. Sehingga Bethlehem dapat digambarkan sebagai lambang dari keberanian berkorban.
    7. Shalat yang setiap kali dilakukan di tempat-tempat persinggahan, karena shalat itu pada hakekatnya adalah menghadap kepada Allah swt. untuk memohon pertolongan dan petunjuk-Nya.
    Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita sekalian, bahwa untuk memperbaiki rumah tangga, atau wilayah atau negara yang kacau balau dan penuh dengan berbagai macam penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, penindasan dan lain sebaginya yang digambarkan sebagai kota Makkah menjadi rumah tangga, atau wilayah, atau negara yang aman, tenteram, penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, keadilan dan kemakmuran, haruslah dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
    1. Tahap Madinah, artinya semua anggota rumah tangga atau seluruh penduduk sesuatu wilayah atau negara harus mau berhijrah yang berarti meninggalkan kemusyrikan, kekufuran, kemaksiatan, kemungkaran dan segala macam bentuk perbuatan dan sikap yang negatif.
    2. Tahap Madyan, artinya jika semua penghuni rumah tangga, atau wilayah, atau negara sudah mau melakukan hijran, meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. dan sudah mau bertaqwa dalam arti yang sebenarnya, maka setiap orang yang menjadi pemimpin rumah tangga, atau wilayah, atau negara tersebut jangan sampai bersenang-senang, bernikmat-nikmat dan bermewah-mewah dalam hal makanan, pakaian dan tempat tinggal, selagi orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya masih ada yang hidup dalam keadaan melarat, apalagi hidup jauh di bawah garis kemiskinan. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. setelah beliau memperoleh kemenangan demi kemenangan dalam peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dan banyak memperoleh rampasan perang. Jika mau tentu beliau dapat memperkaya diri, sebab beliau memegang jabatan rangkap, yaitu sebagai Rasul Allah, Kepala negara dan Panglima Perang. Akan tetapi catatan sejarah menunjukkan bahwa rumah beliau hanya sebesar ruangan yang sekarang dijadikan makam beliau di masjid Nabawi di Madinah; pakaian beliau sangat sederhana; dan menurut hadits yang diriwayatkan dari isteri beliau Siti ‘Aisyah ra., beliau tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut. Harta kekayaan beliau lebih banyak dipergunakan untuk kepentingan rakyatnya dari pada dipergunakan untuk kepentingan keluarga beliau sendiri.
    3. Tahap gunung Sinai, artinya ialah bahwa untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sempurna, setiap penghuni rumah tangga, atau wilayah, atau negara harus selalu berusaha untuk meningkatkan ketinggian ilmu pengetahuan. Sebab dengan pengetahuan yang tinggi, terutama ilmu agama, seseorang akan menjadi mudah untuk menyelesaikan setiap problem atau masalah yang dihadapi dalam menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari.
    4. Tahap Bethlehem, artinya ialah bahwa untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati, diperlukan keberanian untuk berkorban, baik harta, tenaga, bahkan jiwa sekalipun; terutama korban perasaan atau korban sentimen. Sebab di mana-mana sekarang ini dapat kita saksikan banyak orang yang telah mengakui dan menyadari akan kebenaran dari ajaran agama Islam. Namun karena mereka harus mempertahankan gengsi dan tidak berani mengorbankan perasaan dan sentimen, mereka tetap berpegang teguh pada ajaran agama yang hati kecil mereka sebenarnya telah menyatakan kebatalannya.
    Shalat dua raka’at yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad saw. atas anjuran malaikat Jibril di tempat-tempat persinggahan, adalah memberikan pelajaran kepada kita sekalian bahwa pada saat kita sedang menekuni pekerjaan dalam rangka mencapai cita-cita yang menjadi tujuan hidup kita, kita akan menyadari bahwa kemampuan kita sebagai manusia adala sangat terbatas, jauh berkurang dibandingkan
    dengan cita-cita kita.
    Untuk itu secara mutlak kita memerlukan petunjuk, bimbingan dan pertolongan dari Allah swt. Petunjuk, bimbingan dan pertolongan tersebut harus kita minta. Untuk meminta petunjuk, bimbingan dan pertolongan kepada Allah swt. kita harus menghadap (sowan = sebo Jw.) dengan cara yang telah ditetapkan dan yang telah direstui oleh Allah swt.sendiri, yaitu shalat menurut ajaran agama Islam. Jadi pada saat kita sangat sibuk menjalankan tugas-tugas yang amat penting sebagaimana kesibukan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. pada saat memenuhi panggilan dari Allah swt. untuk menjemput kewajiban shalat, maka kita harus lebih aktif menunaikan shalat, menghadap ke haribaan-Nya. Bukan sebaliknya, pada saat kita sedang sibuk bekerja, kita menunda-nunda, bahkan melalaikan shalat kita.
    Pada saat Nabi Muhammad saw. sampai di masjid Al Aqsha, sebelum masuk ke dalam masjid, buraq yang beliau naiki ditambatkan lebih dahulu, meskipun pada hakekatnya buraq tersebut tidak akan lari atau hilang. Dan andaikata lari atau hilang, pasti malaikat Jibril akan mengembalikannya kepada beliau. Hal ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupan sehari-hari, kita wajib menta’ati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh hukum syariat agama Islam. Kita dilarang untuk berpe-gangan kepada hakekat tanpa mau mentaati syariat.
    Setelah Nabi Muhammad saw. melakukan shalat berjama’ah di masjid Al Aqsha, sebelum naik ke dalam kendaraan interplanet yang akan mengantarkan beliau ke suatu tempat yang telah ditentukan oleh Allah swt., beliau disodori tiga macam minuman oleh malaikat Jibril, yaitu: arak, air dan puan (susu). Kemudian beliau memilih susu, yang kemudian pilihan beliau tersebut dibenarkan oleh malaikat Jibril. Hal ini memberi pelajaran kepada kita sekalian, bahwa untuk menjaga stabilitas ketenangan dan ketenteraman jiwa yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup yang hakiki, seseorang dituntut oleh agama Islam agar selalu menjaga dirinya dengan makanan dan minuman yang halal dan bagus bagi kesehatan tubuh, sebagaimana susu yang halal menurut ajaran agama Islam dan bagus menurut ahli kesehatan karena padat gizi. Berbeda halnya dengan arak yang telah dinyatakan haram oleh ajaran agama Islam dan merusak kesehatan menurut para ahli dalam bidang kesehatan. Dan berbeda pula dengan air, meskipun air tawar tersebut halal menurut ajaran syari’at Islam, namun tidak mengandung gizi yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh manusia. Makanan dan minuman yang halal dan bagus bagi kesehatan tubuh adalah syarat utama bagi do’a untuk dikabulkan oleh Allah swt.
    Disamping itu, susu tersebut adalah ibarat dari agama Islam, yang cocok untuk segala umur dan cocok bagi segala macam bangsa di seluruh dunia.
    Pada waktu Nabi Muhammad saw. berbaring di antara dua orang yaitu paman beliau Hamzah dan sepupu beliau Ja’far bin Abi Thalib di Hijir Isma’il dekat Ka’bah, tiba-tiba datang kepada beliau malaikat Jibril dan Mika’il beserta seorang malaikat lain, kemudian ketiga malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam, lalu mereka menelentangkan beliau. Di antara ketiga malaikat tersebut, yang mengurusi beliau adalah Jibril.
    Menurut satu riwayat: “Atap rumah saya tersingkap, kemudian malaikat Jibril turun”. Kemudian Jibril membelah badan beliau mulai dari tenggorokan beliau sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku dapat membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta mencabut apa yang menjadi bagian dari syetan dari hati beliau; dan Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril. Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan dan ditu-angkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di antara kedua belikat beliau distempel dengan stempel kenabian.

    Kesimpulan

    Sebelum beliau berangkat melakukan isra’ dan mi’raj, dada Nabi saw. dioperasi untuk dikeluarkan sarang syetan dari hati beliau, kemudian hati beliau diinjeksi dengan hikmah (kebijakan), keimanan, kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman (penyerahan diri).
    Hikmah yang terkandung dalam kisah di atas, ialah bahwa sebelum kita memulai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang hendak kita capai, maka dada kita harus kita operasi dan kita buang sarang syetan dari hati kita dengan mengucapkan dua kalimah syahadat dengan meyakini makna yang terkandung di dalamnya. Kemudian kita isi hati kita dengan kebijaksanaan, keimanan, kesabaran, ilmu, keyakinan dan penye-rahan diri pada ketentuan dari Allah swt.
    Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali. Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari kimar dan lebih kecil dari keledai. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya, sehingga menyulitkan Nabi saw. untuk menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan tangannya pada surainya seraya berkata: “Adakah engkau tidak malu wahai buraq?; demi Allah, tidak ada seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada beliau, maka malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi saw dapat menaikinya. Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq.
    Sa’id bin Musayyab dan lainnya berkata bahwa buraq ini adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari negerinya menuju Baitul Haram. Kemudian Jibril berangkat dengan Nabi saw. Jibril berada di sebelah kanan Nabi saw., sedangkan Mikail di sebelah kiri beliau. Menurut Ibnu Sa’ad, malaikat Jibril memegangi tempat duduknya, sedang Mikail memegangi kendali.

    Kesimpulan

    Kendaraan yang dipergunakan oleh Nabi sewaktu isra’ adalah buraq yang sangat cepat, satu langkah sampai pada batas pandangan atau cakrawala, sangat tajam pendengarannya, dan stabil. Semula Nabi saw. kesulitan untuk menaiki buraq; akan tetapi berkat bantuan Jibril, akhirnya dengan mudah beliau dapat menaikinya. Dan dalam perjalanan selanjutnya Nabi saw. selalu dibimbing oleh Jibril dan Mikail.
    Hikmah yang terkandung dalam kisah diatas, ialah bahwa apabila ilmu dan mental kita telah siap untuk memulai pekerjaan, maka semua tugas harus kita kerjakan dengan cepat, jangan sampai ada yang kita tunda-tunda, kita harus mendengarkan setiap saran dan kritik yang membangun dan kita harus menjaga stabilitas dari pekerjaan kita. Untuk itu kita wajib memerlukan doa, nasihat dan bimbingan dari para ahli yang hatinya ikhlas.
    Dalam perjalanan isra’ dari Masjidil Haram di Makkah sampai ke Baitul Muqaddas di Palestina, Nabi saw. beserta Jibril dan Mikail singgah di Madinah, Madyan, gunung Sinai dan Bethlehem. Setiap kali singgah, Nabi saw. diminta oleh malaikat Jibril untuk melakukan shalat dua raka’at; dan setelah sampai di masjid Al Aqsha, beliau telah ditunggu oleh arwah para nabi, sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as. untuk melakukan shalat berjama’ah dan beliau diminta untuk menjadi imam.
    Sumber Pondok Pesantren Salatifay Syafi’iyah Nurul Huda

    Hikmah Isra’ Mi’raj

    Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari masjid Al Haram yang terletak di kota Makkah ke masjid Al Aqsha yang terletak di Palestina. Sedang mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari masjid Al Aqsha yang terletak di planet bumi menuju Mustawan, melalui tujuh planet atau dengan kata lain, mi’raj adalah perjalanan inter planet. Jadi “isra’” dan “mi’raj” adalah dua peristiwa yang disebutkan oleh Al Qur’an dalam dua surat yang berbeda. Isra’ disebutkan dalam surat Isra’ ayat 1:
    بِسْــمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ .
    سُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْـرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْــجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْـجِدِ الأَقْصى الَّــذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ .
    “Dengan nama Allah Yang Maha Luas belas-Nya lagi Maha Kekal kecitaan-Nya. Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hamba-Nya (Muham-mad) pada waktu sebagian dari malam hari dari masjid Al Haram ke masjid Al Aqsha yang telah Kami beri berkah sekelilingnya agar Kami dapat menunjukkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
    Peristiwa mi’raj disebutkan dalam surat An Najmu ayat 13 - 18:
    وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى. لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّــــــهِ الْكُبْرَى .
    “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (Yaitu) di Sidratil Muhtaha. Di dekatnya ada sorga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”.
    Hal ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa manusia selaku makhluk sosial harus mengadakan hubungan atau komunikasi yang baik dengan sesama makhluk Allah di muka bumi; sedang sebagai hamba Allah, manusia wajib melakukan hubungan yang baik dengan Allah swt. yang telah menciptakannya dan telah menganugerahinya berbagai macam keni’matan yang diperlukannya selama hidupnya di dunia. Hubungan baik dengan sesama makhluk dan dengan Sang Pencipta akan membawa ketenangan dan ketenteraman jiwa yang menjadi faktor penentu bagi kebahagiaan hidup yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Jangan remehkan surat al fatihah : Inilah Surah Alfatihah Dan Khasiat-Nya


 











Surah Al-Fatihah (الفاتح , al-Fātihah, “Pembukaan”) adalah surat pertama dalam Kitab Suci  Al Qur’an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surah-surah yang ada. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Qur’an (induk Al-Quran/أمّ القرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّ الكتاب) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab’ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبع المثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sholat.
Ada sebuah petunjuk barangsiapa yang membaca Al Fathihah diantara sembahyang sunat subuh dengan Fardhu Subuh sebanyak 41 kali, maka dia akan:
  • Derajat dan pangkatnya naik.
  • Tidak akan mengalami kemiskinan.
  • Allah SWT akan membayar hutangnya
  • Menyembuhkan segala penyakit.
  • Dikuatkan kelemahannya oleh Allah.
  • Usahanya berhasil sampai yang dicita-citakannya terkabul.
Ada sebuah riwayat. Suatu ketika murid Syaikh al Tamimi memberi penjelasan: “Suatu hari penyakit telah menyerang negeri Maltan dengan dahsyatnya sehingga banyak terjadi kematian setiap hari. Lalu tuan Syaikh al-Tamimi meminta sahabat dan muridnya membaca Fatihah kepada mereka yang sakit tersebut. “Maka kami pun membaca dan meniupkannya ke atas kepala orang sakit itu, seketika orang sakit itu pun sembuh dang penyakitnya berkurangan.”
Begitulah rahasia kehebatan Al Fatihah. Siapa yang membaca 41 kali Fathihah untuk seorang yang sakit, setelah itu dihembuskan kepadanya, Insya Allah dia akan sehat.
Ibnu Abas r.a menjelaskan Saidina Hassan bin Ali r.a cucu Rasulullah SAW sakit. Melihat cucunya sakit, Rasulullah mengambil air dan membacakan fatihah dan membacakan 41 kali dalam suatu wadah, kemudain air itu disapukan ke muka, kepala dan dua belah tangan dan kaki serta perut dan anggota tubuh lainnya. Maka, penyakitnya segera sembuh.
Maka siapa saja yang mengidap sesuatu penyakit baca Al Fatihah sebanyak 41 setelah tiupkan ka segelas air dan itu baca doa ini: “Ya Allah sembuhkanlah karena Engkau Maha Penyembuh. Ya Allah lindungi karena Engkau Maha Pelindung. Ya Allah pulihkan karena Engkau Maha Pemulih.”
Selanjutnya berikan air minum kepada orang yang mengidap penyakit dan sapukan ke mukanya serta ke seluruh tubuhnya, dengan ijin Allah SWT, maka sakitnya akan sembuh.
Inilah manfaat lengkap wirid Al Fatihah:
PENYEMBUHAN PSIKOLOGIS
Membaca al Fathihah sebanyak 100 kali sehari pada tiap-tiap selesai sholat maka dia akan:
  • Dimudahkan rezkinya
  • Dimudahkan kesulitannya.
  • Dibersihkan hatinya.
  • Diangkat darjatnya.
  • Dimudahkan pekerjaannya.
  • Dilepaskan dari dukacita
  • Dijauhkan dari mudharat.
  • Diberikan sifat rajin dan semangat.
  • Tidak mudah kecewa.
  • Dijauhkan dari syaitan.
  • Perilakunya cenderung berbuat kebajikan
MENGEMBALIKAN PANGKAT DERAJAT JABATAN
Saipa yang dipecat dari pekerjaannya atau jatuh pangkat yang disandangnya dan ia berharap mengembalikan pangkatnya yang telah hilang tersebut maka hendaklah ia membaca Fathihah sebanyak 41 kali diantara Sunat Subuh dan Fardhunya selama 40 hari. Jangan kurang dari bilangan ini dan jangan putuskan ayat-ayat yang dibaca. Insayallah pangkatnya semula akan kembali bahkan ia akan menyandang pangkat yang lebih tinggi.
OBAT MANDUL
Siapa yang mandul dan belum mendapat anak selama menikah hendaklah ia membaca surah Fathihah 41 kali selam 40 hari dengan tidak putus-putus dan tidak kurang bilangannya. Dibaca di antara Sunat Subuh dan Fardhu Subuh. Maka, ia akan sgera mendapatkan anak yang sholeh.
MENYEMBUHKAN PENYAKIT KULIT
Baca Al Fathihah sebanyak 7 kali, kemudian ludahkan diatas kapas dan tempelkan pada kulit yang luka atau kulit yang berpenyakit  maka dengan izin Allah kulitnya sembuh.
PEKERJAAN BERES
Siapa yang melakukan pekerjaan dan hendak menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik, bacalah Fathihah di tengah malam sebanyak 41 kali. Insyaallah dimudahkan pekerjaannya dengan tidak mendapat gangguan dan semuanya beres.
PENGHILANG LAPAR DAN DAHAGA
Siapa yang kehausan karena berada dalam perjalanan yang jauh misalnya di tengah padang pasir, atau di tengah laut saat berlayar tersesat yang tidak ada sedikitpun air dan ia dahaga atau lapar, hendaklah ia membaca Fathihah sekali diatas tapak tangannya, kemudian ditiupkan diatas tapak tangannya itu dan disapukan ke muka dan perutnya. Insyaallah ia tidak akan merasa lapar atau dahaga pada hari itu.
MENGOBATI SAKIT TELINGA
Jika mengidap sakit telinga baru atau pun lama, hendaklah dituliskan Fathihah dalam satu kertas kemudian dihapuskan tulisan itu dengan minyak mawar dan titikkan ke dalam telinga, insayaallah telinganya sehat.
BELENGGU PUN TERLEPAS
Apabila suatu ketika kita mengalami peristiwa kejahatan dan dibelenggu atau dirantai, maka bacakan Al Fathihah 121 kali, kemudian hembuskan ke ikatan atau belenggu tersebut. Insya allah akan terurai ikatan atau belunggu tersebut dengan izin Allah.
PAGAR GAIB
Petunjuk yang lain, siapa membaca Fathihah sekali saat ia meletakkan kepalanya di bantal saat akan tidur kemudian dilanjutkan dengan membaca:  Qulhuallahu Ahad 3 kali,  surah al Falaq sekali, surah an Nas sekali maka ia selamat dari segala kejahatan serta menjadi dinding dari kejahatan gaib dari syaitan dan segala makhluk yang akan merasuki tubuhnya pada saat dia tidur.
MENYEMBUHKAN SAKIT PELUPA
Jika dibacakan Fatihah:
  • 70 kali sehari
  • selama 7 hari
pada suatu yang wadah yang berisi air kemudian dihembuskan ke dalam air itu dan diberi minum kepada siapa yang kurang cerdas/ bodoh pelupa dan selalu negative thinking maka Insyaallah akan dibukakan pintu hatinya dan diberikan kepadanya kepahaman serta pengetahuan dan penyakit pelupanya segera sembuh. Pikirannya pun menjadi positive thinking
HAJAT SUKSES
Syaikh Mahayudin bin Arabi berkata: “Barangsiapa yang sedang menyelenggarakan hajat hendaklah ia membaca Al Fathihah sebanyak 41 kali, selepas sholat maghrib, jangan ia bergerak dari tempat duduknya, hingga selesai membaca sebanyak bilangan tersebut. Setelah itu bermohonlah kepada Tuhan hajatnya akan sukses maka dengan ijin Allah SWT, hajatnya alan lancer dan sukses tidak kurang suatu apa.
MINYAK FATIHAH
Jika di bacakan 70 kali Al Fathihah ke dalam minyak (apa saja jenis minyak) dan disimpan untuk persediaan agar mencegah masuk angin, atau untuk menyegarkan tenaga dan menyembuhkan urat. Juga bagi penyakit punggung dan pinggang. Insyaallah segera sehat apabila di gosokkan.
SEBAGAI PENAWAR
Jika disengat binatang berbisa seperti lipan, kala jengking atau binatang bersengat hendaklah diambil segelas air dan masukkan sedikit garam (butiran kasar) dalam air itu dan bacakan Al Fatihah sekali. Kemudian minumkan, Insyaallah bisa/racunnya akan hilang.
Barrakallahu ta’alaa

Menentukan Arah Kiblat

Kiblat berasal dari bahasa Arab ( قبلة ) adalah arah yang merujuk ke suatu tempat dimana bangunan Ka’bah di Masjidil Haram , Makkah, Arab Saudi. Ka’bah juga sering disebut dengan Baitullah (Rumah Allah). Menghadap arah Kiblat merupakan suatu masalah yang penting dalam syariat Islam. Menurut hukum syariat, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh atau badan seseorang menghadap ke arah Ka’bah yang terletak di Makkah yang merupakan pusat tumpuan umat Islam bagi menyempurnakan ibadah-ibadah tertentu.
Pada awalnya, kiblat mengarah ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa Jerusalem di Palestina, namun pada tahun 624 M ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, arah Kiblat berpindah ke arah Ka’bah di Makkah hingga kini atas petunjuk wahyu dari Allah SWT. Beberapa ulama berpendapat bahwa turunnya wahyu perpindahan kiblat ini karena perselisihan Rasulullah SAW di Madinah.
Menghadap ke arah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat baik shalat fardhu lima waktu sehari semalam atau shalat-shalat sunat yang lain. Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah yang dibenarkan agar sesuai dengan syariat.
Hukum Arah Kiblat
Kiblat sebagai pusat tumpuan umat Islam dalam mengerjakan ibadah dalam konsep arah terdapat beberapa hukum yang berkaitan yang telah ditentukan secara syariat yaitu:
a.    Hukum Wajib
1.  Ketika shalat fardhu ataupun shalat sunat menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat
2.  Ketika melakukan tawaf di Baitullah.
3. Ketika menguburkan jenazah maka harus diletakkan miring bahu kanan menyentuh liang lahat dan muka menghadap kiblat.
b.   Hukum Sunat
Bagi yang ingin membaca Al-Quran, berdoa, berzikir, tidur  (bahu kanan dibawah) dan lain-lain yang berkaitan.
c.   Hukum Haram
Ketika membuang air besar atau kecil di tanah lapang tanpa ada dinding penghalang.
d.   Hukum Makruh
Membelakangi arah kiblat dalam setiap perbuatan seperti membuang air besar atau kecil dalam keadaan berdinding, tidur menelentang sedang kaki selunjur ke arah kiblat dan sebagainya.
Dalil Al-Quran Berkaitan Arah Kiblat
Surah Al-Baqarah ayat 149 :
Artinya :“Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat) hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah). Sesunggunya perintah berkiblat ke Ka’bah itu benar dari Allah (tuhanmu) dan ingatlah Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan”.
Surah Al-Baqarah ayat 150:
Artinya: “Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan solat) maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah) dan dimana sahaja kamu berada maka hadapkanlah muka kamu ke arahnya, supaya tidak ada lagi sebarang alasan bagi orang yang menyalahi kamu, kecuali orang yang zalim diantara mereka (ada saja yang mereka jadikan alasannya). Maka janganlah kamu takut kepada cacat cela mereka dan takutlah kamu kepada-Ku semata-mata dan supaya Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada kamu, dan juga supaya kamu beroleh petunjuk hidayah (mengenai perkara yang benar)”.
Hadits Berkaitan Arah Kiblat
 Dari Abu Hurairah r.a.
” Dari Abu Hurairah ra katanya : Sabda Rasulullah saw. Di antara Timur dan Barat terletaknya kiblat (Ka’bah) “.
Dari Anas bin Malik r.a.
“Bahwasanya Rasullullah s.a.w (pada suatu hari) sedang mendirikan solat dengan menghadap ke Baitul Maqdis. Kemudian turunlah ayat Al-Quran: “Sesungguhnya kami selalu melihat mukamu menengadah ke langit (berdoa mengadap kelangit). Maka turunlah wahyu memerintahkan Baginda mengadap ke Baitullah (Ka’bah). Sesungguhnya kamu palingkanlah mukamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Kemudian seorang lelaki Bani Salamah lalu, ketika itu orang ramai sedang ruku’ pada rakaat kedua shalat fajar. Beliau menyeru, sesungguhnya kiblat telah berubah. Lalu mereka berpaling ke arah kiblat”.  ( Diriwayatkan Oleh Muslim )
Berdasarkan ayat Al Qur’an dan hadits yang telah dinyatakan maka jelaslah bahwa menghadap arah kiblat itu merupakan satu kewajipan yang telah ditetapkan dalam hukum atau syariat. Maka tiadalah kiblat yang lain bagi umat Islam melainkan Ka’bah di Baitullah di Masjidil Haram.
Ijtihad  Arah Kiblat
Konsep Ijtihad dalam menentukan Arah Qiblat

Arah kiblat dalam konsep segitiga datar
Kesemua empat mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali telah bersepakat bahwa menghadap kiblat salah satu merupakan syarat sahnya shalat. Bagi Mazhab Syafii telah menambah dan menetapkan tiga kaidah yang bisa digunakan untuk memenuhi syarat menghadap kiblat yaitu:
1.   Menghadap Kiblat Yakin (Kiblat Yakin)
Seseorang yang berada di dalam Masjidil Haram dan melihat langsung Ka’bah, wajib menghadapkan dirinya ke Kiblat dengan penuh yakin. Ini yang juga disebut sebagai “Ainul Ka’bah”. Kewajiban tersebut bisa dipastikan terlebih dahulu dengan melihat atau menyentuhnya bagi orang yang buta atau dengan cara lain yang bisa digunakan misalnya pendengaran. Sedangkan bagi seseorang yang berada dalam bangunan Ka’bah itu sendiri maka kiblatnya adalah dinding Ka’bah.
2. Menghadap Kiblat Perkiraan (Kiblat Dzan)
Seseorang yang berada jauh dari Ka’bah yaitu berada diluar Masjidil Haram atau di sekitar tanah suci Mekkah sehingga tidak dapat melihat bangunan Ka’bah, mereka wajib menghadap ke arah Masjidil Haram sebagai maksud menghadap ke arah Kiblat secara dzan atau kiraan atau disebut sebagai “Jihadul Ka’bah”. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan bertanya kepada mereka yang mengetahui  seperti penduduk Makkah atau melihat tanda-tanda kiblat atau “shaff” yang sudah dibuat di tempat–tempat tersebut.
3.  Menghadap Kiblat Ijtihad (Kiblat Ijtihad)
Ijtihad arah kiblat digunakan seseorang yang berada di luar tanah suci Makkah atau bahkan di luar negara Arab Saudi. Bagi yang tidak tahu arah dan ia tidak dapat mengira Kiblat Dzan nya maka ia boleh menghadap kemanapun yang ia yakini sebagai Arah Kiblat.  Namun bagi yang dapat mengira maka ia wajib ijtihad terhadap arah kiblatnya. Ijtihad  dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat dari suatu tempat yang terletak jauh dari Masjidil Haram. Diantaranya adalah ijtihad menggunakan posisi rasi bintang, bayangan matahari, arah matahari terbenam dan perhitungan segitiga bola maupun pengukuran menggunakan peralatan modern.
Bagi lokasi atau tempat yang jauh seperti Indonesia, ijtihad arah kiblat dapat ditentukan melalui perhitungan falak atau astronomi serta dibantu pengukurannya menggunakan peralatan modern seperti kompas, GPS, theodolit dan sebagainya. Penggunaan alat-alat  modern ini akan menjadikan arah kiblat yang kita tuju semakin tepat dan akurat. Dengan bantuan alat dan keyakinan yang lebih tinggi maka hukum Kiblat Dzan akan semakin mendekati Kiblat Yakin. Dan sekarang kaidah-kaidah pengukuran arah kiblat menggunakan perhitungan astronomis dan pengukuran menggunakan alat-alat modern semakin banyak digunakan secara nasional di Indonesia dan juga di negara-negara lain. Bagi orang awam atau kalangan yang tidak tahu menggunakan kaidah tersebut, ia perlu taqlid atau percaya kepada orang yang berijtihad.
Teknik / Kaidah Penentuan Arah Kiblat
1. PERHITUNGAN / HISAB ARAH KIBLAT
Koordinat Posisi Geografis
Setiap lokasi di permukaan bumi ditentukan oleh dua bilangan yang menunjukkan kooordinat atau posisinya. Koordinat posisi ini masing-masing disebut Latitude (Lintang) dan Longitude (Bujur). Sesungguhya angka koordinat ini merupakan angka sudut yang diukur dari pusat bumi sampai permukaannya. Acuan pengukuran dari suatu tempat yang merupakan perpotongan antara garis Ekuator dengan Garis Prime Meridian yang melewati kota Greenwich Inggris. Titik ini  berada di Laut Atlantik kira-kira 500 km di Selatan kota Accra Rep. Ghana Afrika.
Satuan kooordinat lokasi dinyatakan dengan derajat, menit busur dan detik busur dan disimbolkan dengan ( °,   ‘,   ”  ) misalnya 110° 47’ 9” dibaca 110 derajat 47 menit 9 detik. Dimana 1° = 60’ = 3600”. Dan perlu diingat bahwa walaupun menggunakan kata menit dan detik namun ini adalah satuan sudut dan bukan satuan waktu.
Latitude disimbolkan dengan huruf Yunani φ (phi) dan Longitude disimbolkan dengan λ (lamda). Latitude atau Lintang adalah garis vertikal yang menyatakan jarak sudut sebuah titik dari lintang nol derajat yaitu garis Ekuator. Lintang dibagi menjadi Lintang Utara (LU) nilainya positif (+) dan Lintang Selatan (LS) nilainya negatif (-) sedangkan Longitude atau Bujur adalah garis horisontal yang menyatakan jarak sudut sebuah titik dari bujur nol derajat yaitu garis Prime Meridian. Bujur dibagi menjadi Bujur Timur (BT) nilainya positif (+) dan Bujur Barat (BB) nilainya negatif (-). Untuk standard internasional angka longitude dan latitude menggunakan kode arah kompas yaitu North (N), South(S), East (E) dan West (W). Misalnya Yogyakarta berada di Longitude 110° 47’ BT bisa ditulis 110° 47’ E atau +110° 47’.
Ilmu Ukur Segitiga Bola
Ilmu ukur segitiga bola atau disebut juga dengan istilah trigonometri bola (spherical trigonometri) adalah ilmu ukur sudut bidang datar yang diaplikasikan pada permukaan berbentuk bola yaitu bumi yang kita tempati. Ilmu ini pertama kali dikembangkan para ilmuwan muslim dari Jazirah Arab seperti Al Battani dan Al Khawarizmi dan terus berkembang hingga kini menjadi sebuah ilmu yang mendapat julukan Geodesi. Segitiga bola menjadi ilmu andalan tidak hanya untuk menghitung arah kiblat bahkan termasuk jarak lurus dua buah tempat di permukaan bumi.
Sebagaimana sudah disepakati secara umum bahwa yang disebut arah adalah “jarak terpendek” berupa garis lurus ke suatu tempat sehingga Kiblat juga menunjukkan arah terpendek ke Ka’bah. Karena bentuk bumi yang bulat, garis ini membentuk busur besar sepanjang permukaan bumi. Lokasi Ka’bah berdasarkan pengukuran menggunakan Global Positioning System (GPS) maupun menggunakan software Google Earth secara astronomis berada di 21° 25′ 21.04″ Lintang Utara dan  39° 49′ 34.04″ Bujur Timur. Angka tersebut dibuat dengan ketelitian cukup tinggi. Namun untuk keperluan praktis perhitungan tidak perlu sedetil angka tersebut. Biasanya yang digunakan adalah :
φ = 21° 25’ LU  dan  λ = 39° 50’ BT  (1° = 60’ = 3600”)
° = derajat   ‘  =  menit busur   dan “ = detik busur
Arah Ka’bah yang berada di kota Makkah yang dijadikan Kiblat dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi, maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut dari titik kutub Utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator.

Untuk  perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :
1. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)
2. Titik B, diletakkan di lokasi yang akan ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik kutub utara.
Titik A dan titik C adalah dua titik yang tetap, karena titik A tepat di Ka’bah dan titik C tepat di kutub Utara sedangkan titik B senantiasa berubah tergantung lokasi mana yang akan dihitung arah Kiblatnya.
Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung permukaan bumi, maka terjadilah segitiga bola ABC, seperti pada gambar.
Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya masing-masing sisi a, sisi b dan sisi c.
Dari gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan Arah Kiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut K di titik B, yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan sisi c.
Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mata angin ke arah mata angin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).
Untuk perhitungan arah kiblat, hanya diperlukan dua data :
1). Koordinat Ka’bah  φ  = 21o 25’ LU    dan     λ  = 39o 50’ BT.
2). Koordinat lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya.
Sedangkan data lintang dan bujur tempat lokasi kota yang akan dihitung arah kiblatnya dapat diambil dari berbagai sumber diantaranya : Atlas Indonesia dan Dunia, Taqwim Standar Indonesia, Tabel Geografis Kota-kota Dunia, situs Internet maupun lewat pengukuran langsung menggunakan piranti Global Positioning System (GPS).
Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan
No
INDONESIA
NILAI
ARAB
INTERNASIONAL
SIMBOL
1
   Lintang    ( LU / LS )
+ / -
‘Ardul  balad Latitude    (U/S)
phi = φ
2
   Bujur      ( BT / BB )
+ / -
Thulul balad Longitude (E/W)
lambda = λ

Data geografis Ka’bah di Makkah :         φ = 21° 25’ LU  dan  λ = 39° 50’ BT  (diringkas)
                       
Dalam ilmu segitiga bola terdapat banyak sekali rumus yang dapat digunakan untuk menghitung arah kiblat serta menghitung jarak dari ka’bah ke lokasi tertentu.
Contoh :  Menghitung Arah Kiblat Yogyakarta   dengan    Markaz Masjid Syuhada
Data Koordinat Geografis :  φ t =  -7° 47′ (LS)   dan    λ t =  110° 22′  (BT)
Hasil Perhitungan :
sin ( 110° 22’ - 39° 50’)
tg K  =   —————————————————————————
cos -7° 47’ .  tg 21° 25  -  sin -7° 47’ . cos ( 110° 22’ - 39° 50’)
0,942835532
tg K  =   ———————————————————————————
0,990787276 . 0,392231316  -  (-0,135427369) . 0,333258396
0,942835532                                               0,942835532
tg K  =   ——————————————-     –>    tg K  =    ——————-
0,388617797  -  (-0,045132307)                                0,433750104
tg K  =   2,173683703    –>     K =  65,29527469 °   –>  K =  65° 17’ 42.99”

Jadi Arah Kiblat Masjid Syuhada 65° 17’ 42.99” dihitung dari titik Utara Sejati ke Arah Barat atau jika dihitung dari arah Barat ke Utara sebesar 24° 42’ 17,01”  atau 24,7° .
Dalam prakteknya angka arah kiblat ini diwakilkan dalam angka skala kompas dengan pandual nol derajat di titik Utara sehingga angka arah kiblat menurut kompas adalah :
KK =  360° - 65,3 °  =   294, 7 °
Dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut di atas, kota-kota yang sudah diketahui lintang dan bujurnya akan dapat diketahui pula arah kiblatnya secara tepat menggunakan rumus segitiga bola tersebut. Data koordinat geografis beberapa kota besar di Indonesia dan kecamatan se DIY terdapat dalam lampiran.
Untuk melakukan perhitungan secara manual dapat dilakukan menggunakan alat yang paling sederhana yang disebut “Rubuk Mujayyab”. Alat yang berbentuk seperempat lingkaran ini merupakan alat peninggalan jaman Al Khawarizmi 14 abad yang lalu. Alat ini ternyata memiliki kemampuan melakukan hitungan trigonometri. Alat ini juga dapat dengan mudah kita buat sendiri.
Selanjutnya daftar logaritma juga bisa digunakan namun sebaiknya mengunakan kalkulator yang memiliki fungsi trigonometri Sinus, Cosinus dan Tangen juga memori penyimpanan cukup banyak sehingga angka-angka yang telah didapatkan bisa disimpan. Kalkulator yang disarankan untuk melakukan hitungan arah kiblat juga adalah kalkulator yang memiliki kemampuan melakukan programming agar hitungan terhadap banyak data arah kiblat menjadi lebih cepat.  Disarankan juga menggunakan kalkulator yang memiliki layar dot matrix dual line yaitu memiliki dua baris tampilan layar terpisah antara proses dan hasilnya. Kalkulator jenis ini misalnya KARCHE 4600SX, KARCE 4650P, CASIO FX3600SP, CASIO fx4500P dsb.
Perlu diketahui bahwa akibat yang akan terjadi karena serongnya arah kiblat terhadap ka’bah yang hanya berukuran 12 x 10.5 x 15 meter serta jauhnya jarak  dari Indonesia yaitu sekitar 8000 km à maka selisih 1° akan menyebabkan pergeseran sebesar 126 kilometer di Utara atau Selatan Ka’bah itu sendiri.
Terdapat berbagai macam kaidah atau cara yang dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat baik untuk menyemakan arah kiblat masjid, langgar / surau / musholla maupun arah kiblat untuk shalat di dalam rumah. Kaidah tersebut meliputi kaidah tradisional maupun kaidah baru menggunakan peralatan modern.
2. PENGUKURAN ARAH KIBLAT
Kaidah Arah Kiblat Tradisional
■  Istiwa A’zam - Matahari Istiwa di Atas Ka’bah
Kejadian saat posisi matahari istiwa (kulminasi) tepat di atas Ka’bah terjadi dua kali setahun yaitu pada setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 16.18 WIB dan pada 16 Juli sekitar jam 16.28 WIB. Ketika matahari istiwa di atas Ka’bah, bayang-bayang objek tegak di seluruh dunia akan lurus ke arah kiblat.

Kedudukan matahari di atas Ka’bah yang menyebabkan bayangan tegak diseluruh dunia searah  kiblat.
Panduan untuk menentukan arah kiblat dari sesuatu tempat pada tanggal dan jam yang telah ditentukan diatas:
  1. Dirikan sebuah tiang di sekitar lokasi yang hendak diukur arah kiblatnya.
  2. Pastikan tiang tersebut tegak dan lurus. Untuk meyakinkan posisi tegakknya dapat diukur menggunakan bandul yang  tergantung pada seutas tali.
  3. Tempat yang dipilih untuk  pengukuran ini tidak boleh terlindung dari ahaya matahari. Oleh karena matahari berada di Barat, maka bayangan akan kearah Timur, maka arah kiblat ialah bayang yang menghadap ke Barat.
■  Menggunakan Rasi Bintang (Konstelasi)
Rasi Bintang ialah sekumpulan bintang yang berada di suatu kawasan langit serta mempunyai bentuk yang hampir sama dan kelihatan berdekatan antara satu sama lain. Menurut International Astronomical Union ( IAU ), kubah langit dibagi menjadi delapan puluh delapan (88) kawasan rasi bintang. Bintang-bintang yang berada disuatu kawasan yang sama adalah dalam satu rasi. Masyarakat dahulu telah menetapkan sesuatu rasi bintang mengikuti bentuk yang mudah mereka kenal pasti seperti bentuk-bentuk binatang dan benda-benda. Dengan mengetahui bentuk rasi tertentu, arah mata angin dan  arah Kiblat dari suatu tempat dapat ditentukan.
Rasi Orion (Al-Babudur)
Pada rasi ini terdapat tiga bintang yang berderet yaitu Mintaka, Alnilam dan Alnitak. Arah Kiblat dapat diketahui dengan mengunjurkan arah tiga bintang berderet tersebut ke arah Barat. Rasi Orion akan berada di langit Indonesia ketika waktu subuh pada Juli dan kemudian akan kelihatan lebih awal pada bulan Desember. Pada bulan Maret Rasi Orion akan berada ditengah-tengah langit pada waktu Maghrib.

Bentuk Rasi Orion dan Penentuan Arah Kiblat.
Menggunakan kedudukan Bintang Al-Qutbi / Kutub  (Polaris)
Bintang-bintang akan kelihatan mengelilingi pusat kutub yang ditunjukkan oleh bintang kutub (Polaris). Oleh itu bintang ini menunjukkan arah Utara benar dari manapun di muka bumi ini. Bintang kutub terletak dalam buruj al-judah ( Rasi Bajak / Ursa Minoris ) dan rasi  ini hanya dapat dilihat oleh masyarakat di bagian Utara katulistiwa pada  tengah malam pada bulan Juli hingga Desember setiap tahun. Kedudukan bintang kutub bisa dikenali berdasarkan bentuk rasi bintang ini.

Rasi Al-Judah ( Bajak / Ursa Minoris )
Arah kiblat yang sesusai ditentukan berdasarkan perbedaan sudut sekitar 65°’ ( Jawa/Sumatra ) ke kiri dari kedudukan bintang kutub seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Gunakanlah petunjuk sudut dengan jari untuk menentukan nilai bukaan sudut.

Panduan jari untuk perkiraan nilai sudut.
■  Kaidah Matahari Terbenam
Secara umum jika kita merujuk kepada kedudukan matahari terbenam untuk tujuan penentuan arah kiblat adalah tidak tepat. Ini disebabkan arah matahari terbenam di Indonesia akan berubah-ubah dari azimut 246 hingga 293. Walau bagaimanapun sebagai salah satu daripada langkah berijtihad, arah matahari terbenam dapat digunakan sekiranya diketahui perbedaan sudut di antara arah matahari dengan arah kiblat. Ada posisi istimewa terbenamnya matahari terlihat dari Indonesia yaitu saat matahari berada di Katulistiwa (Ekuator) yang disebut dengan peristiwa ekuinox dan saat matahari berada di Titik balik Utara/Selatan yang disebut Solstice.
Kaidah Penentuan Arah Kiblat Modern
■  Menggunakan Kompas
Penandaan arah kiblat dengan kompas banyak diamalkan di kalangan masyarakat Islam masa kini. Arah yang ditunjukkan oleh kompas adalah arah yang merujuk kepada arah utara magnet. Arah utara magnet ternyata tidak mesti sama dengan arah utara sebenarnya. Perbedaan arah utara ini disebut sebagai sudut serong magnet atau deklinasi yang juga berbeda diseiap tempat dan selalu berubah sepanjang tahun. Satu lagi masalah yang bisa timbul dari menggunakan kompas ialah tarikan gravitasi setempat dimana ia terpengaruh oleh bahan-bahan logam atau arus listrik di sekeliling kompas yang digunakan. Namun ia dapat digunakan sebagai alat alternatif sekiranya alat yang lebih teliti  tidak ada.
■  Menggunakan Theodolit
Teodolit merupakan antara alat termoden yang dapat digunakan oleh kebanyakaan pihak yang melakukan kerja menentukan arah kiblat. Theodolit dapat digunakan untuk mengukur sudut secara mendatar dan tegak, dan juga memberi memiliki akurasi atau ketelitian yang cukup tinggi dan tepat. Untuk mengendalikan alat ini diperlukan operator yang terlatih dan menguasai teknik penggunaan theodolith secara benar.
■  Kaidah Posisi Matahari pada Azimuth Kiblat
Dalam peredarannya, matahari mengalami gerak yang disebut gerak harian matahari atau gerak musim. Pada hari-hari tertentu terlihat dari sebuah wilayah maka posisi matahari akan bertepatan dengan azimuth arah kiblat dari wilayah tersebut.  Dengan menggunakan perhitungan rumus segitiga bola dan rumus mencari posisi azimuth matahari akan diketahui kapan matahari akan memiliki azimuth yang sama dengan arah kiblat.
PERMASALAHAN PENENTUAN ARAH KIBLAT DI INDONESIA
Terdapat beberapa faktor penyebab sehingga arah kiblat dianggap tidak penting. Selain itu sering terjadinya konflik berkaitan isu pengukuran arah kiblat yang benar. Diantara penyebab itu misalnya:
■ Tidak ada kepedulian
Terdapat sebagian umat Islam yang mengambil sikap acuh dan menganggap kelonggaran yang diberikan oleh hukum syar’a yang membenarkan cukup hanya menggunakan kaidah qiblat secara dzani saja. Masalah ini berkaitan dengan Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 144 yang berbunyi :
” Maka kami benarkan engkau berpaling mengadap kiblat yang engkau sukai. Oleh itu palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram dan dimana saja kamu berada hadapkanlah mukamu ke arahnya “.
Perlu diketahui bahwa akibat yang akan terjadi karena serongnya arah kiblat terhadap ka’bah yang hanya seluas 12 x 10.5 x 15 meter serta jarak yang jauh dari Indonesia sekitar 8000 km, maka selisih 1° akan menyebabkan pergeseran sebesar 140 kilometer di Utara atau Selatan Mekkah.
■ Kurangnya Pengetahuan Masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kaidah penentuan arah kiblat baik secara tradisional maupun modern menyebabkan banyak sekali terdapat kekeliruan terhadap kenyataan arah kiblat yang ada di masyarakat. Kebanyakkan umat Islam sekarang lebih cenderung menggunakan kiblat masjid mengikut tradisi lama yaitu dari generasi ke generasi dan tidak pernah dikur ulang ketepatannya. Begitu juga dalam menentukan arah kiblat di pemakaman, bahkan hanya ditentukan oleh penggali kubur, padahal mereka juga tidak begitu mahir dalam menentukan arah yang tepat ke kiblat.
■ Ketiadaan peralatan moden untuk melakukan pengukuran
Sewajarnya umat Islam perlu memiliki alat sekurang-kurangnya kompas untuk menetukan arah kiblat. Selain itu juga amat perlu untuk mempunyai kesadaran tentang pentingnya ilmu falak bagi menghindari kesalahan dalam menentukan ketepatan arah kiblat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pembentukan organisasi atau badan-badan yang bertanggungjawab seperti Badan Hisab Rukyat  dan juga lembaga-lembaga Falak yang dimiliki organisai-organisasi Islam di Indonesai merupakan bagian yang dipertangungjawabkan untuk membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan arah kiblat. Semoga dengan tindakan yang kita lakukan akan memberi keyakinan terhadap ibadah yang kita lakukan dan mendapat keridhaan Ilahi.
Akhirnya,  semoga risalah kecil ini akan mampu memberi kefahaman kepada kita tentang pentingnya ketepatan dalam menentukan arah kiblat yang menjamin sahnya ibadah kita. Kesadaran kita adalah amat penting dan rasa bertanggungjawab untuk memastikan bahwa amalan yang dilakukan berada dalam keadaan yakin dan seandainya masih ada keraguan-keraguan tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada lembaga-lembaga falak yang ada.
Kontribusi dari : Bahagian Falak Syarie Jabatan Mufti Negeri Selangor
Alat Pengukur  Arah Kiblat
Alat pengukur arah kiblat pada prinsipnya adalah alat yang dapat mengetahui arah mata angin. Terdapat beberapa jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur arah kiblat misalnya :
1.   Kompas Magnetik
Kompas ini adalah paling banyak digunakan untuk keperluan memandu arah mata angin. Kini bermacam-macam jenis kompas magnetik dijual di pasaran. Kompas magnetik bekerja berdasarkan kemuatan magnet bumi yang membuat jarum magnet yang terdapat pada jenis kompas megnetik ini selalu menunjuk ke arah Utara dan Selatan. Beberapa jenis dari kompas ini memiliki harga yang murah namun ketelitiannya kurang. Kompas magnetik yang memiliki ketelitian cukup tinggi namun harganya cukup mahal diantaranya jenis Suunto, Forestry Compass DQL-1, Brunton, Marine, Silva, Leica, Furuno dan Magellan. Beberapa jenis kompas yang dijual di pasaran terutama jenis military compass terbukti banyak menunjukkan penyimpangan antara 1° hingga 10°  dari angka yang ditunjukkan oleh jarumnya.  Karena kelemahan utama kompas jenis magnetik adalah ia begitu mudah terpengaruh oleh benda-benda yang bermuatan logam sehingga sangat tidak dianjurkan menggunakan kompas jenis ini masuk ke dalam bangunan yang mengandung banyak besi-besi beton. Kompas magnetik dalam praktisnya juga sangat dipengaruhi oleh medan magnetik lokal dan deklinasi magnetik secara global. Di sekitar wilayah DIY angka deklinasi magnetik dapat menyerongkan kompas hingga mencapai 1° ke arah Barat. Sehingga pada setiap pengukuran angka pada kompas magnetik harus dikurangi angka deklinasi tersebut.
Kalibrasi Kompas
Yang paling penting  peralatan kompas yang menggunakan sistem magnet tersebut harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat lain yang dijadikan standard. Kalibrasi tentunya harus menggunakan peralatan yang lebih teliti misalnya menggunakan piranti Global Positioning System (GPS) atau piranti Theodolit. Kalibrasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan arah matahari terbit maupun terbenam pada saat-saat tertentu misalnya saat matahari terbit dan terbenam di arah Timur dan Barat tepat yaitu saat peristiwa yang disebut Ekuinox yang terjadi setiap tanggal 21 Maret dan 23 September. Juga dapat dilakukan dengan mengukur masjid yang sudah sesai arah kiblatnya misalnya masjid Syuhada dan Masjid Kampus UGM dan masjid Jendral Sudirman. Sementara shaff masjid besar Kauman juga dapat digunakan sebagai kalibrator terhadap kompas yang kita miliki. Arah yang ditunjukkan oleh kompas saat melakukan kalibrasi dapat dipergunakan untuk melakukan pengukuran terhadap masjid-masjid lain di sekitarnya.
2.  Kompas Digital 
Adanya perkembangan dalam bidang teknologi memungkinan kompas tidak lagi menggunakan sistem magnetik yang ternyata memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Kini telah banyak dibuat model kompas dengan menggunakan sistem digital dan dipandu langsung oleh keberadaan satelit yang banyak beterbaran di atas langit kita. Sistem pemandu ini dinamakan Global Positioning Sistem (GPS). Salah satunya adalah aplikasi yang dimiliki oleh salah satu merk ponsel terkenal. Dengan menginstall aplikasi tertentu maka ponsel tersebut tidak hanya dapat digunakan sebagai sarana komunikasi serta hiburan lewat tayangan film dan musiknya namun ponsel tersebut kini dapat berfungsi sebagai kompas yang dapat memandu langsung posisi arah kiblat secara presisi dimanapun kita berada. Bahkan ia juga dilengkapi dengan fitur jadwal shalat dan secara ortomatis akan mengumandangkan adzan saat waktu shalat tiba. Tidak hanya ponsel, aplikasi arah kiblat kini juga dikemas dalam sebuah jam tangan maupun gantungan kunci  yang mampu menunjukkan arah kiblat secara presisi
Selain itu kini telah banyak dipasarkan Digital Prayer Time Keeping sebuah alat yang sebesar kalkulator saku yang berfungsi sekaligus mengetahui jadwal waktu shalat, memperdengarkan adzan, menunjukkan arah kiblat, menampilkan kalender Hijriyah dan Masehi serta dapat memperdengarkan alunan ayat suci Al Qur’an. Teknik penggunaan peralatan tersebut tidak dibahas di sini.
3. Global Positioning Sistem (GPS)
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem pemandu arah (navigasi) yang memanfaatka teknologi satelit.  Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan posisi orbit tertentu dari satelit-satelit ini maka satelit yang melayani GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi, ketinggian dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging Global Positioning System; ada juga yang mengartikan “Navigation System Using Timing and Ranging.”) Dari perbedaan singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS. Dan GPS mulai diaktifkan untuk umum tahun 1995.
Kini telah banyak merk-merk GPS yang beredar di pasaran. Diantaranya yang cukup dikenal adalah GPS Garmin, Magellan, Navman, Trimble, Leica, Topcon dan  Sokkia. GPS Garmin seri Vista Cx contohnya memiliki banyak fitur. Kecuali ia mampu memberikan informasi posisi secara akurat termasuk ketinggian di atas muka air laut alat ini memiliki fitur kompas yang juga sangat akurat. Kelebihan dari kompas yang dimiliki oleh GPS ini adalah ia tidak dipengaruhi oleh medan magnetik baik deklinasi magnetik bumi maupun medan magnet lokal serta dapat memandu arah secara akurat karena dipandu oleh sinyal dari satelit.  Alat ini tentunya sangat membantu saat dilakukan pengukuran arah kiblat. Cuma untuk sekarang harga alat ini masih tergolong mahal.
4. Theodolit
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle = VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada survey geologi dan geodesi.  Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda langit misalnya matahari sebagai acuan atau dengan bantuan satelit-satelit GPS maka theodolit akan menjadi alat yang dapat mengetahui arah secara presisi hingga skala detik busur (1/3600 °).
Theodolit terdiri dari sebuah teleskop kecil yang terpasang pada sebuah dudukan. Saat teleskop kecil ini diarahkan maka angka kedudukan vertikal dan horintal akan berubah sesuai perubahan sudut pergerakannya. Setelah theodolit berskala analog maka kini banyak diproduksi theodolit dengan menggunakan teknologi digital sehingga pembacaan skala jauh lebih mudah.  Beberapa merk theodolit misalnya Nikon, Topcon, Leica, Sokkia
Pointing Titik Utara Sejati
Untuk pengukuran arah kiblat maka yang diperlukan hanya skala sudut horisontalnya atau Horizontal Angle (HA). Hal paling penting dalam penggunaan theodolit saat digunakan sebagai pemandau arah kiblat adalah pointing terhadap titik Utara sejati sebagai acuan terhadap perubahan sudut yang ditunjukkan oleh skala horisontalnya atau yang disebut “Azimuth”, sementara untuk menjadikan bagian skala vertikal atau “Altitude” juga akurat maka kedudukan alat saat kalibrasi harus benar-benar datar. Pointing terhadap titik Utara bisanya dilakukan dengan mengarahkan theodolit ke matahari dan dicari berapa azimuth matahari saat itu untuk dicocokkan sehingga bisa diketahui arah utara sejatinya (True North). Pointing juga bisa dilakukan dengan menggunakan kompas yang biasanya terpasang di atas theodolit.
Pengukuran arah kiblat menggunakan theodolit dirasakan sulit terutama terkendala oleh sulitnya melakukan pointing terhadap titik Utara Sejati apalagi posisi matahari yang dijadikan target sudah tinggi di atas kepala atau bahkan kompas yang biasanya di atas theodolit sering tidak presisi. Untuk itu diperlukan teknisi yang menguasai betul penggunaan alat ini kecuali harganya yang juga termasuk sangat mahal.
5. Total Station
Alat ini merupakan langkah maju dan modernisasi dari theodolit. Total Station dilengkapi dengan piranti Global positioning System (GPS) sebagai pemandu arah dan posisi serta peningkatan dalam hal akurasi. Alat ini juga dilengkapi dengan penjejak jarak otomatis menggunakan laser. Pada teleskopnya juga dilengkapi dengan sensor CCD sehingga saat pembidikan cukup dilihat lewat layar monitor. Alat ini bahkan mampu menyimpan data-data hasil pengukuran dalam memorinya yang sudah serba komputerisasi.
Untuk pengukuran arah kiblat alat ini akan langsung mencari sendiri kemana arah kiblat dan arah shaff shalat langsung dari dalam bangunan masjid dengan tingkat akurasi yang tinggi. Beberapa merk Total Station misalnya Nikon, Topcon, Leica, Sokkia dan Horizon. Jangan bertanya mengenai harga alat ini sebab yang jelas sangat berat untuk kantong kita pribadi.